Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PUSAT Pengkajian Islam dan MAsyarakat UIN (PPIM UIN) melalui program CONVEY Indonesi merilis temuan survei nasional toleransi di kalangan responden mahasiswa dan dosen dari beragam kelompok.
Hal ini didasari dengan permasalahan bangsa Indonesia yang masih menghadapi tantangan dalam menyikapi keberagaman, konflik sosial dan bahkan kekerasan karenba perbedaan masih sering didengar. Ismatu Ropi, Ph.D., Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta menegaskan alasan kenapa survei ini perlu dilakukan dengan melihat perkembangan intoleransi di Indonesia.
“Dalam beberapa tahun ini, ada kecenderungan sikap intoleran dan segregatif di kalangan anak muda. Hal ini sangat mengkhawatirkan jika dilihat dari konteks keberagaman Indonesia. PPIM berfokus pada pendidikan, terutama pendidikan agama sebagai core penelitian,” tegas Ismatu.
Survey ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menyasar responden mahasiswa dan dosen dalam skala nasional yang mencakup semua kelompok agama lain (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu dan aliran kepercayaan).
Baca juga: Pers dan Media Sosial Diminta Aktif Bumikan Pancasila
“Survei ini dilakukan secara nasional di 34 provinsi. Untuk mendapatkan gambaran yang baik tentang toleransi beragama di lingkungan perguruan tinggi (PT), penelitian ini berhasil mengambil sample dengan teknik stratified random sampling, sebanyak 92 PT dari 100 PT yang direncanakan, yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Yunita Faela Nisa, koordinator survei dan tim peneliti survei dalam webinar bertajuk Kebinekaan di Menara Gading: Toleransi Beragama di Perguruan Tinggi, Senin (1/3).
Ia pun menambahkan banyaknya PT yang diambil sebagai sampel di setiap provinsi ditetapkan secara proporsional terhadap jumlah mahasiswa yang ada di provinsi tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada 1 November – 27 Desember 2020 secara serentak di seluruh wilayah penelitian. Data berhasil didapatkan dari 2866 mahasiswa (pada 92 PT), 673 dosen (pada 87 PT), dan 79 perguruan tinggi.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki sikap toleransi beragama yang tergolong tinggi dan sangat tinggi. Sebanyak 24,89% mahasiswa memiliki sikap toleransi beragama yang rendah, dan sebanyak 5,27% lainnya tergolong memiliki sikap toleransi beragama yang sangat rendah.
Bila digabungkan, sebanyak 30,16% mahasiswa Indonesia memiliki sikap toleransi beragama yang rendah atau sangat rendah. Sementara itu, dari sekitar 69,83% mahasiswa yang tergolong memiliki sikap toleransi beragama yang tinggi, 20% tergolong memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap pemeluk agama lain.
Sementara dari aspek perilaku toleransi beragama, menunjukkan bahwa hanya sekitar 11,22% mahasiswa Indonesia menunjukkan perilaku toleransi yang rendah (10,08%) atau sangat rendah (1,14%). Sisanya, sekitar 88,78% mahasiswa Indonesia menunjukkan perilaku toleransi yang tinggi atau sangat tinggi terhadap pemeluk agama lain.
Menurut Yunita, perguruan tinggi mestinya memiliki peran dalam strategis untuk menjunjung tinggi nilai-nilai universal yang berpijak pada kemanusiaan.
“Perguruan Tinggi, sebagai institusi pendidikan tertinggi, seharusnya bertumpu pada nilai-nilai demokratis, keadilan & non-diskriminatif dan kemanusiaan sesuai yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang juga menekankan pada keterbukaan, kebebasan dan berpikir kritis tanpa indoktrinasi,” tuturnya.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Kesultanan Tidore dan Ternate membutuhkan orang-orang hebat asal Sula untuk mengusir penjajah.
Wali Kota Depok akan menjadi pemimpin bagi semua kelompok.
Kota Singkawang merupakan kota dengan masyarakat yang paling toleran dari kota lain di seluruh Indonesia.
Padahal, tidak semua siswa di sekolah Negeri beragama Islam. Surat edaran itu ditandatangani oleh Kepala Sekolah SDN 02 Cikini, Parjiem, pada 6 April 2022.
Sekolah menurut Christina harus menjadi tempat para peserta didik mendapatkan pembelajaran mengenai nilai-nilai Pancasila seperti pluralisme,
Penguatan dan pengembangan moderasi beragama memiliki tujuan yang sangat penting.
Moderasi beragama bertujuan menyamakan cara pandang masyarakat terkait perbedaan agama.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda
Tujuan FGD ialah memperkuat pemahaman dan praktik moderat dalam beragama.
Tema diskusi ialah "Penguatan Moderasi Beragama sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan".
Fadil mampu meredam tensi antarkelompok yang sempat memanas karena adanya paksaan kepentingan atas nama ideologi dan agama tertentu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved