Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

KLHK Dukung Tiga Pendekatan Pengelolaan Sampah

Mediaindonesia.com
24/2/2021 14:52
KLHK Dukung Tiga Pendekatan Pengelolaan Sampah
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati.(DOK Pribadi.)

SALAH satu cara mengatasi masalah plastik dengan mendaur ulang plastik. Dalam industri daur ulang plastik, polietilena tereftalat (PET) merupakan jenis yang berkualitas sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi dan  peran krusial dalam ekonomi sirkular.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati memaparkan bahwa dalam pengelolaan sampah, KLHK mendukung tiga pendekatan yang dipakai dalam tema Hari Peduli Sampah Nasional tahun ini yakni zero waste, advance technology, dan sirkular ekonomi. Dalam pengelolaan sampah, lanjut Vivien, butuh komitmen semua pihak dan tidak mungkin diselesaikan hanya dengan single approach karena Indonesia adalah negara besar.

"Tidak perlu diperdebatkan approach mana yang paling baik, yang penting bisa membantu mengatasi masalah sampah plastik," tegasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/2). Ia mengapresiasi kerja sama multistakeholders dalam menggerakkan ekonomi sirkular nasional tersebut.

"KLHK merasa pendekatan Le Minerale, ADUPI, dan IPI sudah tepat, karena menciptakan nilai tambah ekonomi baru dan bermanfaat secara sosial. Kita harus percaya bahwa semua langkah kecil yang kita lakukan akan berdampak besar pada lingkungan." papar Vivien.

Le Minerale bekerja sama dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) melakukan inisiasi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional. Kerja sama multistakeholders ini merupakan komitmen bersama untuk meningkatkan dan menggalakkan kegiatan sirkular ekonomi sebagai salah satu cara mengatasi isu sampah plastik. Kerja sama ini juga mencakup kegiatan mengedukasi dan mendukung waste management di rumah dan lingkungan masyarakat.

IPI berperan sebagai pengepul sampah yang mengoleksi sampah plastik dan galon. Saat ini IPI telah membina 3,7 juta orang anggota di 25 provinsi seluruh Indonesia. ADUPI punya peran melakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku untuk dijadikan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.
 
MoU ketiga pihak itu kembali membuktikan langkah nyata Le Minerale dalam mendukung pemerintah mengatasi masalah sampah, seperti aksi Le Minerale membangun bank sampah. "Melakukan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional dengan ADUPI & IPI untuk memastikan plastik PET masuk ke ekonomi sirkular sangat sesuai dengan Hari Peduli Sampah Nasional," ungkapnya

Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengatakan bahwa Le Minerale meyakini bahwa sirkular ekonomi merupakan solusi yang baik untuk mengatasi masalah sampah plastik. "Pihaknya berkomitmen tinggi untuk mendukung upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah yang bersinergi," tuturnya. Kerja sama antar ketiga pihak ini diharapkan semakin luas dan bermanfaat.

Inisiatif Le Minerale beserta para mitra tersebut juga diharapkan menjadi solusi tepat dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Ronald menyebut bahwa komitmen Le Minerale untuk menjalankan bisnis berkelanjutan memberi manfaat bagi semua pihak yang tetap mengedepankan segala aspek, baik dari lini keamanan, kesehatan, maupun lingkungan.

Ketua Umum ADUPI Christine Halim menyatakan bahwa industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET dalam jumlah besar. Dalam catatan ADUPI, setiap tahun permintaan PET meningkat rata-rata 7%. Angka ini termasuk dalam kondisi saat pandemi covid-19. PET menjadi primadona karena bernilai jual tinggi dan menjadi rebutan pemulung. Contohnya, botol dan galon PET Le Minerale yang jernih mudah didaur ulang untuk menjadi barang bermanfaat seperti poliester, dakron sintetis, geotextile, bantal, baju winter, dan kancing.

Menurut Christine, plastik PET dapat didaur ulang hingga 50 kali dan menghemat bahan baku produksi. "Tren permintaan ekspornya pun terus naik. Ini sejalan dengan program pemerintah dalam menjadikan sampah bahan baku ekonomi dan plastik sekali pakai tidak masalah apabila manajemen sirkular ekonomi dijalankan dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum IPI Prispolly Lengkong mengatakan bahwa melalui kerja sama tersebut Le Minerale telah membantu menyejahterakan pemulung di Tanah Air serta memanusiakan dan meningkatkan harkat pemulung secara berkesinambungan. "Dengan demikian ada sinergi antara produsen dan pelaku di bawah, terutama para pemulung yang merupakan pemeran utama dalam mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang,” paparnya.

Ronald melanjutkan bahwa perusahaan meyakini untuk masa depan inovasi tidak hanya sebatas dari kualitas barang yang diproduksi, melainkan juga inovasi cara pengelolaan sampah plastik yang bersinergi dan optimal menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya