Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Dengan Pengelolaan Risiko, BNPB Optimis Wisata Bali Bebas Covid-19

Atalya Puspa
05/2/2021 16:10
Dengan Pengelolaan Risiko, BNPB Optimis Wisata Bali Bebas Covid-19
Petugas mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan bagi wisatawan di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali.,(Antara)

PELAKSANA Tugas (Plt) Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menyampaikan bahwa menurunnya angka kasus covid-19 di Provinsi Bali dapat memulihkan kembali perekonomian dengan menjadi destinasi wisata yang bebas covid-19.

Hal ini sangat penting karena Bali terpilih menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang bisa menunjukan Indonesia siap dan mampu mengelola risiko bencana yang baik di taraf Internasional.

"Menurunkan angka kasus covid-19 merupakan tanggung jawab bersama. Dengan menurunnya kasus covid-19 di Bali, kita dapat memulihkan kembali perekonomian dengan menjadikan Bali sebagai destinasi wisata yang bebas COVID-19, terlebih pada tahun 2022 mendatang Bali akan menjadi tuan rumah GPDRR sehingga kita harus menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengelola risiko bencana hingga tingkat internasional," ujan Raditya dalam keterangan resmi, Jumat (5/2).

Pada kesempatan yang sama Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB Udrekh menjelaskan terkait konsep kajian kebencanaan yang akan dilaksanakan untuk mengkaji permasalahan ekonomi dan pariwisata di Provinsi Bali, yang mana perguruan tinggi diharapkan dapat menggandeng peran masyarakat dan mitra terkait untuk berkolaborasi menghasilkan rekomendasi penelitian tepat sasaran sesuai dengan permasalahan.

“Kita harus bisa memetakan permasalahan di Provinsi Bali secara holistik agar tidak sulit mengatasi pandemi covid-19 ini, bagaimana mengatasi covid-19 di Bali dengan pendekatan kajian, sehingga semua pemangku kepentingan dapat menggunakan hasil kajian ini untuk bangkit dan siap menjadi tuan rumah GPDRR Tahun 2022 sekaligus diharapkan program ini nantinya berhasil mendorong industri pariwisata kembali seperti semula,” kata Udrekh.

Akademisi I Nyoman Surja juga mengungkapkan sudah ada beberapa dukungan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2020 dalam memaksimalkan penanganan covid-19 di Provinsi Bali.

"Beragam upaya penanganan covid-19 di Provinsi Bali telah dilakukan pada tahun 2020 seperti melalui pemberdayaan masyarakat di bidang UMKM, pengembangan wisata agro, dan penelitian identifikasi bahaya pada daerah pengembangan budaya bali," jelas Nyoman.

"Akademisi juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan KKN PPM atau Tematik Tahun 2021 dengan tema penguatan kapasitas desa dan masyarakat untuk pemulihan kesehatan, ketahanan pangan, dan sosial ekonomi," lanjut Nyoman.

Pegiat pariwisata I Made Mendra Astawa mengatakan Bali memiliki daya tarik tersendiri yang terbukti dari tahun ke tahun, Bali bertahan sebagai salah satu tujuan wisata dunia walaupun terdampak pandemi covid-19.

"Walaupun dihadapkan dengan covid-19, Bali selalu menjadi tujuan wisata dunia, oleh karena itu kita harus segera memikirkan bagaimana caranya ekonomi Bali bisa bangkit kembali. Pengembangan desa wisata merupakan salah satu strategi untuk memulihkan perekonomian Bali dengan CHSE, quality tourism dan sustainable tourism," ungkap Mendra.

“Ekonomi kreatif tidak harus dari luar, bisa dari lokal yang memiliki daya dongkrak besar dan didukung oleh berbagai pihak,” tambah Mendra.

Jual secara online
Begitu pula dari sisi perspektif pengusaha, salah satu pengusaha asal Bali, Ajik Krisna menyatakan bahwa dampak dari covid-19 ini cukup signifikan dirasakan oleh para pelaku usaha di Provinsi Bali.

"Beberapa outlet usaha KRISNA ditutup secara permanen dan penjualannya hanya 36%. Salah satu strategi yang kami lakukan selama pandemi adalah memasarkan produk secara online, hanya saja UMKM di bawah binaan kami masih banyak yang belum mengenal teknologi," ungkap Ajik Krisna.

Pada akhir sesi diskusi, Udrekh menambahkan untuk dapat mendorong program “Bali Kembali” semua pihak yang terlibat harus dapat memahami berbagai perspektif dan sudut pandang.

"Diharapkan diskusi yang melibatkan berbagai pihak dalam unsur Pentaheliks ini dapat terus berlanjut dan dapat menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan kondisi akar masalah," tutur Udrekh.

"Tentunya hal ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk bisa menyelenggarakan perhelatan dunia dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan pemulihan ekonomi dan pariwisata di Provinsi Bali," tutup Udrekh. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya