Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sinergi Korminas dan Kemenparekraf Majukan Pariwisata Indonesia

Mediaindonesia.com
05/2/2021 10:13
Sinergi Korminas dan Kemenparekraf Majukan Pariwisata Indonesia
Ketua Umum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Nasional (Korminas), Hayono Isman.(Ist)

SINERGI besar memajukan pariwisata Indonesia terus dilakukan. Kini dukungan diberikan oleh Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Nasional (Korminas) kepada Kemenparekraf. Kolaborasi ini akan menguatkan branding wisata bugar.

Program pemulihan industri pariwisata sepanjang masa new normal terus mengalami percepatan. Selain beragam program khusus Kemenparekraf, suport positif terus diperlihatkan oleh masyarakat.

Ketua Umum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Nasional (Korminas), Hayono Isman, mengungkapkan, kemitraan menjadi solusi mengembalikan hegemoni industri pariwisata.

"Kemitraan Korminas dengan Kemenparekraf tentu akan memberikan impactbagus. Apalagi, aktivitas Korminas tidak lepas dari pariwisata. Untuk itu, kami berharap kegiatan Korminas juga bisa diperkuat oleh Menparekraf," ungkap Hayono dalam keterangannya, Jumat (5/2).

Posisi Korminas memang strategis sebagai media branding pariwisata. Sebab, Korminas menjadi member dari The Association for International Sport for All (TAFISA).

Korminas juga memiliki program-program jangka panjang yang beririsan langsung dengan industri pariwisata. Salah satunya adalah program Indonesia Bugar dengan durasi 2020 hingga 2045.

Program Indonesia Bugar ini sebagai respon dan dukungan kepada pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju Indonesia maju. Hayono menerangkan, kolaborasi besar akan mengoptimalkan posisi strategis sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa besar bagi negara.

"Kami sangat mendukung program Menparekraf. Semua tentu optimistis, sinergi ini bisa menjadi kekuatan luar biasa di masa mendatang. Pariwisata tetap menjadi penghasil devisa besar bagi APBN Indonesia," terang Hayono lagi.

Sebelum pandemi Covid-19, pariwisata menjadi mesin besar penghasil devisa. Pada 2018, sektor ini menghasilkan devisa sekitar US$19,2 Miliar. Tumbuh sekitar 77,5% dari periode sebelumnya. Sebab, pada 2014 devisa dari sektor pariwisata sekitar US$11,1 Miliar. Angka tersebut tidak lepas dari positifnya pergerakan wisman di Indonesia.

Sepanjang 2018, arus wisman mencapai 15,8 Juta orang. Pertumbuhannya 67,6% menurut periode 2014-2019. Jumlah itu tumbuh pesat karena pada tahun 2014 pergerakannya hanya 9,43 Juta orang wisman. Pertumbuhan menurut periode sebelumnya hanya 39,2%. Untuk jumlah perjalanan wisnusnya sekitar 303 Juta orang.

"Upaya pemulihan industri pariwisata sepanjang pandemi Covid-19 terus dilakukan. Hal ini dalam upaya agar ekonomi terus berdenyut. Kami sangat mengapresiasi kebijakan Korminas mendukung sektor pariwisata," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

"Bagaimanapun, kegiatan Korminas dekat dengan aktivitas pariwisata. Relevan dengan wisata bugar, apalagi dalam situasi pandemi seperti saat ini," jelas Sandiaga.

Lebih luas, pariwisata sebelum pandemi mampu menampung tenaga kerja hingga 12,8 juta orang pada 2018. Untuk 2014, daya tampungnya sekitar 10,1 juta orang tenaga kerja. Secara global, pertumbuhan pariwisata Indonesia 5,6% atau tercepat ke-9 di dunia.

Untuk regional ASEAN tumbuh 7,4%, menjadi yang tercepat pertama. Posisi Travel and Tourism Competitiveness Index di strip 40 pada 2019, padahal sebelumnya 70 (2013).

"Kami ucapkan terima kasih atas inisiatif Korminas memajukan pariwisata selama ini. Kita akan terus berkolaborasi," tegas Sandiaga. (*)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya