Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Vent-I, Tak Sekadar Alat Tapi Juga Perjuangan Kemanusiaan

Ferdian Ananda Majni
23/1/2021 15:35
Vent-I, Tak Sekadar Alat Tapi Juga Perjuangan Kemanusiaan
PRODUKSI VENTILATOR: Pekerja menyelesaikan perakitan akhir mesin ventilator portabel bernama Ventilator Indonesia (Vent-I) di Bandung.(ANTARA/ M Agung Rajasa)

VENT-I merupakan ventilator asli buatan Indonesia, dibuat saat Indonesia tengah butuh alat bantu pernapasan bagi pasien covid-19. Vent-I hadir dari kolaborasi antara Yayasan Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Universitas Padjadjaran (Unpad).

Ketua Tim Ventilator Portable Indonesia (Vent-I) Syarif Hidayat mengungkapkan bahwa Vent-I dibuat atas dasar kepeduliannya pada kemanusiaan. Sebagaimana diketahui bahwa simpton dari virus ini adalah membuat alveoli manusia tidak berfungsi sehingga manusia tidak bisa menghirup oksigen dan mengakibatkan kegagalan fungsi organ yang bisa berujung pada kematian.

Pada awal pembuatannya, ventilator ini diuji terus menerus dengan cara terus digunakan tanpa henti. Syarif mengisahkan ia dan timnya melakukan pengujian pada motor yang dibeli di pasaran namun baru 2 hari dipakai sudah terbakar. Lalu berganti dengan fitur lain akan tetapi masih di belasan jam pun sudah terbakar juga.

“Perupaan Vent-I pada mulanya memang masih belum terbungkus sama sekali. Saya sudah habis uang pinjaman hingga Rp100 juta saja belum bisa menghasilkan ventilator yang sesuai. Akhirnya, dari saran seorang kawan, kami menghimpun dana dari masyarakat dan tak disangka menghasilkan Rp12 Miliar. Dana tersebut bahkan setara dengan pembuatan 1.000 ventilator,” sebut Syarif dikutip laman resmi ITB Sabtu (23/1)

Dalam prosesnya, butuh waktu 1 bulan untuk bisa lulus uji alat ventilator tersebut. Mulai dari uji ketahanan, keamanan, dan sebagainya. Baru setelah itu, sebulan kemudian dilakukan uji klinis langsung terhadap pasiennya. Pembuatan dan pengembangan Vent-I diakui Syarif melibatkan banyak UMKM, mulai dari produksi casing, selang, serta komponen-komponen lainnya.

"Beberapa komponen utama Vent-I diproduksi di Polman, sedangkan untuk perakitannya dilakukan di Polban, PT Dirgantara Indonesia, dan juga Kudus," terangnya.

Semua alat Vent-I dikirim ke Masjid Salman untuk dilakukan Quality Control (QC). Ia menyebutkan, ada sekitar 100 orang yang terlibat dalam pengecekan QC. Usai disterilisaai dan dipacking, baru Vent-I bisa didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan.

Hingga Juli 2020, dari dana masyarakat yang didapatkan, pihaknya bisa mendistribusikan sekitar 1.000 ventilator ke 277 rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia. Hal ini pun berkat dukungan lebih dari 2.000 donatur dan 54 instansi yang terlibat. Syarif menambahkan keberhasilan ini adalah kerja gotong royong yang sesungguhnya, karena teknologi yang benar dikerjakan secara bersama-sama.(H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya