Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
COVID-19 masih menjadi fenomena yang diselidiki oleh tim di luar negeri maupun di Indonesia. Masih banyak hal yang menjadi pertanyaan, salah satunya adalah berapa lama seseorang mengalami sindrom pascacovid atau long Covid.
Long Covid adalah suatu kondisi seseorang masih mengalami gejala Covid-19, meski sudah dinyatakan negatif dari virus tersebut. Berdasarkan data Office for National Statistics (ONS), satu dari lima pasien Covid-19 mengalami gejala selama lima minggu atau lebih.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI Agus Dwi Susanto mengatakan, ada bebagai teori hipotesis di dalam ilmu kedokteran, yang mungkin memberi alasan penyebab lamanya orang mengalami long Covid itu berbeda-beda.
Hal itu tergantung severity atau beratnya seseorang itu tekena Covid. Bila pasien mengalami derajat severity yang berat sampai kritis, masuk ICU, diventilator, dirawat sampai satu bulan, biasanya sudah mengalami proses kerusakan organ yang cukup luas.
"Mulai dari paru, jantung, sampai ke ginjalnya, sering ada komplikasi karena infeksi COVID itu. Pada kondisi ini, kecenderungan long Covid yang muncul bisa lebih lama,” ucap Agus dalam diskusi virtual bertema Kenapa Penyintas Bisa Mengalami Long COVID?, Jumat (22/1).
Baca juga : 132 Ribu Tenaga Kesehatan Sudah Divaksinasi
Orang dengan derajat severity yang berat, memiliki kerusakan jaringan lebih luas. Sehingga, sequelae atau gejala sisanya akan lebih lama. Bahkan, mungkin bisa saja menetap pada pasien.
Teorti yang kedua tentang penyebab lamanya orang mengalami long COVID, yaitu tergantung komobid atau penyakit penyerta yang dialami seseorang ketika mengidap Covid-19.
“Tentu berbeda kalau pasien itu tidak memiliki komorbid dengan yang memiliki komorbid. Ketika infeksi Covid yang memiliki komorbid, cenderung memiliki gejala sisa yang menetap akibat Covid. Itu dua hal paling umum yang menjelaskan kenapa orang bisa long Covid ada yang cepat, ada yang lama. Tergantung severity dan komorbiditas,” ungkap Agus.
Efek yang ditimbulkan saat mengalami long Covid beragam, mulai dari delirium, sakit kepala, hingga halusinasi. Hal itu bisa terjadi karena virus menempel di reseptor ACE2 yang ada di pembuluh darah otak. Maka, menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat atau sistem otak.
“Bahkan, ada gangguan daya ingat. Saya punya teman sejawat yang pasca COVID itu dia sama sekali enggak ingat ketika dia dirawat. Itu salah satu (efek) long COVID, gangguan daya ingat,” pungkas Agus. (RO/OL-7)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved