Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut lokasi banjir di sepanjang alur DAS Barito disebabkan kondisi ekologis (jasa lingkungan pengatur air) yang sudah tidak memadai. Sehingga, tidak mampu lagi menampung aliran air yang masuk.
Daerah banjir berada pada titik pertemuan dua anak sungai yang cekung. Morfologinya merupakan meander dan fisiografinya berbentuk lereng. Alhasil, terjadi akumulasi dengan volume besar.
"Sistem drainase tidak mampu mengalirkan air dengan volume yang besar," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Karliansyah dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/1).
Baca juga: Jokowi Pastikan Kebutuhan Korban Banjir Kalsel Terpenuhi
Lebih lanjut, dia menjelaskan lokasi banjir ialah daerah datar dan elevasi rendah, serta bermuara di laut. Sehingga, merupakan daerah akumulasi air dengan tingkat drainase rendah. Selain itu, ada perbedaan tinggi hulu dan hilir yang sangat besar. Suplai air dari hulu dengan energi dan volume yang besar menyebabkan waktu konsentrasi air berlangsung cepat.
Di samping aspek kondisi ekologis, tingginya intensitas curah hujan pada DAS Barito menjadi penyebab banjir. Karliansyah menyebut normal curah hujan pada Januari 2020 sebesar 394 mm. Sementara itu, curah hujan pada 9-13 Januari 2021 mencapai 461 mm.
"Terdapat kenaikan 8-9 kali lipat curah hujan. Sehingga, volume air hujan masuk ke sungai sebanyak 2,08 miliar m3. Padahal, kapasitas sungai pada kondisi normal hanya 238 juta m3," papar Karliansyah.
Baca juga: Pembangunan Waduk Jadi Solusi Mitigasi Bencana
Saat kejadian banjir, di Kabupaten Tanah laut debit sungainya mencapai 645,6 m3 per detik. Padahal, kapasitasnya hanya 410,73 m3 per detik. Selain itu, Kabupaten Banjar debit hujannya sebesar 211,59 m3 per detik. Adapun kapasitasnya hanya 47,99 m3 perdetik.
Lalu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah tercatat debit sungai mencapai 333,79 m3 per detik. Padahal, kapasitasnya hanya 93,42 m3 perdetik. KLHK akan melakukan sejumlah upaya, seperti pembuatan bangunan konservasi tanah dan air berupa sumur resapan dan gully plug.
Tidak kalah penting, perlunya pembuatan bangunan pengendali banjir dan terobosan terkait konservasi tanah dan air. Dalam hal ini, dia menyoroti lanskap yang tidak mendukung.
Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Belinda Arunarwati Margono menjelaskan DAS Barito memiliki luas kurang lebih 6,2 juta hektare (ha), yang merupakan DAS lintas provinsi.
Baca juga: BNPB Bantu Rp3,5 Miliar Untuk Dana Siap Pakai Banjir Kalsel
Itu mencakup Kalimantan Tengah seluas 4,4 ha, Kalimantan Selatan seluas 1,8 juta ha, Kalimantan Timur seluas 8 ribu ha dan Kalimantan Barat seluas 590 ha. Adapun hulu DAS Barito 80,8% bertutupan hutan.
Secara rinci, 79,3% bertutupan hutan alam dan sisanya 1,4% adalah hutan tanaman. Selanjutnya, 19,3% berpenutupan bukan hutan alam dengan mayoritas semak belukar dan pertanian campur.
"Untuk mendapatkan gambaran secara holistik tentang penyebab banjir, perlu dilakukan kajian untuk keseluruhan DAS. Terutama, DAS Barito yang merupakan DAS utama, dengan perhatian khusus pada wilayah hulu DAS," pungkas Belinda.(OL-11)
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Untuk BBM, tersedia cadangan dengan ketahanan 8-13 hari, sedangkan LPG memiliki ketahanan hingga 5 hari.
RACUN Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga jadi film horor terbaru Rizal Mantovani, yang total tahun ini setidaknya sudah menyutradarai enam judul horor.
Mentan memastikan semua intervensi yang diperlukan, seperti penyediaan sarana produksi, keterlibatan petani muda, dan teknologi pertanian modern, telah direncanakan dengan matang.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur menyebut jumlah Masyarakat Hukum Adat (MHA) di daerah itu kini menjadi tujuh.
KPK mengaku sudah pernah terbang dari Jakarta ke Kalimantan untuk mencari bukti kasus dugaan fraud di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Permata Borneo merangkul seluruh elemen masyarakat Desa Martadinata untuk berperan aktif dalam konservasi dan pengelolaan hutan secara bijaksana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved