Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cegah Kanker Serviks, Pilih Pap Smear atau HPV DNA?

Suryani Wandari Putri
13/1/2021 20:05
Cegah Kanker Serviks, Pilih Pap Smear atau HPV DNA?
Ilustrasi(Antara)

LEHER rahim atau serviks merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus. Semua wanita diketahui berisiko menderita kanker ini, terutama yang aktif secara seksual.

Ahli Patologi Anatomi RSUP Cipto Mangunkusumo Yayi Dwina Billianti menjelaskan, pencegahan kanker leher rahim ini bisa dilakukan dengan melakukan skrining pap smear.

"Pap smear adalah suatu prosedur untuk mendeteksi ada atau tidaknya kanker leher rahim pada wanita. Ini merupakan salah satu metode yang simpel untuk mendeteksi ada kanker," kata Yayi dalam diskusi bertajuk Pap Smear Rutin untuk Mencegah Kanker Leher Rahim yang diadakan Radio RRI, Rabu (6/1).

Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel leher rahim atau rahim paling bawah yang berhubung an dengan vagina. Seperti yang diketahui, penyebab kanker serviks karena adanya pertumbuhan sel tak terkendali yang terjadi pada leher rahim. Setelah itu, imbuhnya, pemeriksaan di laboratorium akan dilakukan agar diketahui apakah di dalam sampel tersebut terdapat sel prakanker atau sel kanker?

Yayi menegaskan, kanker leher rahim berbeda dengan kanker rahim. Pada leher rahim itu ada hubungannya dengan infeksi Human papillomavirus (HPV) yakni infeksi menular seksual (IMS), sedangkan kanker rahim terjadi akibat sel-sel sehat mengalami perubahan atau mutasi genetik. Untuk itu, kata Yayi, pemeriksaan menggunakan prosedur pap smear wajib dilakukan karena kanker serviks ini muncul tanpa gejala.

"Pap smear dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun sekali pada wanita usia 21 sampai 30 tahun. Sedangkan pada usia 30 hingga 65 tahun dilakukan 5 tahunan dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV ," kata Yayi.

Hasil pap smear dikatakan positif jika pasien memiliki sel-sel abnormal, baik kanker maupun lesi prakanker. Untuk pencegahan, lakukan vaksinasi HPV sedari dini sejak usia 9 tahun.

Skrining kanker serviks bukan hanya dengan pap smear. Dokter spesialis kanker dari RS Dharmais Andrijono menyebutkan, skrining kanker serviks yang terbaru adalah Hybrid Capture 2 HPV DNA Test.

Menurutnya, metode ini lebih unggul daripada metode pap smear dan inspeksi visual asam asetat (IVA) sebab HPV DNA mampu mendeteksi infeksi virus HPV sebelum berkembang menjadi kanker. "WHO (Badan Kesehatan Dunia) menganjurkan pemeriksaan HPV DNA karena tingkat sensitivitasnya mencapai 94%, jadi kesalahannya hanya 6%," kata Andrijono, beberapa waktu lalu.

Dengan biaya Rp500 ribu, imbuhnya, HPV DNA Test cukup dilakukan selama 5 tahun sekali, sedangkan pada metode pap smear yang tingkat akurasinya 60%-80%, harus dilakukan setiap tahun dengan biaya Rp350 ribu. (Wan/H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya