Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
UNIVERSITAS Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Rabu (13/1) secara resmi menambah dua guru besar di bidang ilmu psikologi. Prof Dr Achmad Syahid M.Ag dikukuhkan sebagai Guru Besar Pemikiran Islam, dan Prof Bambang Suryadi Phd sebagai guru besar bidang ilmu psikologi dan konseling.
Pada acara pengukuhan yang diselenggarakan di Auditorium Prof. Harun Nasution itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr Amany Burhanuddin Umar Lubis menyampaikan bahwa pengukuhan dua guru besar di bidang psikologi ini diharapkan dapat memberi khazanah keilmuan dan menambah optimisme tentang perkembangan pemikiran dan psikologi Islam.
Baca juga: Sekjen MUI: Kita Sudah Divaksinasi Sejak Kecil, tak Perlu Khawatir
Menurut Amany, kajian psikologi Islam terbuka luas untuk dikaji dan hasilnya akan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Banyak tokoh muslim masa lalu yang menguasai banyak disiplin ilmu pengetahuan (polymath) yang berjasa di zamannya. Kiprah mereka di berbagai bidang keilmuan seperti Ibn Sina, Ibn Rush hasilnya dapat dirasakan di masyarakat hingga saat ini di bidang filsafat, matematika, kesehatan, dan lainnya," katanya.
Ke depan, harap Rektor Amany, akan bermunculan ilmuwan-ilmuwan polymath di Indonesia. "Adapun psikologi Islam diperlukan untuk melengkapi ketidakmampuan ilmu psikologi umum yang jarang menaruh akhlak dalam kajiannya," ujarnya.
Prof. Achmad Syahid dalam orasi ilmiah yang ditulisnya berjudul Manusia-Manusia Polymath menjelaskan bahwa dalam 50 tahun terakhir, istilah polymath digunakan dalam ratusan karya ilmiah. Jika dipetakan, istilah polymath untuk menyebut para raksasa ilmu pengetahuan yang lahir dalam empat arus sungai besar khazanah tradisi pemikiran.
Yakni, peradaban Yunani-Latin (Greeco-Roman civilization) peradaban Yahudi-Kristen (Yudeo-Christian civilization), peradaban Arab-Islam (Arabo Islamic civilization) dan khazanah peradaban Hindu-Budha. Keempat sungai besar peradaban itu kemudian mengalir bersama-sama ke peradaban Eropa Barat modern.
Di dalam khazanah tradisi pemikiran Arab-Islam, dijelaskan Achmad Syahid, tidak mengenal dikotomi konsep ilmu. Ia bermakna satu dan memiliki hakikat yang satu pula. Demikian juga tradisi khazanah pemikiran Yunani-Latin dan Yahudi-Kristen. Tidak mengenal batas-batas antara ilmu pengetahuan dan agama.
Asal dan tujuan puncaknya tunggal dari dan menuju Allah SWT. Hal itulah simbol manusia polymath di dalam khazanah intelektual Inggris; eruditus dalam khazanah Yunani-Latin, dan polyglot dalam khazanah Perancis.
Hanya saja, imbuhnya, sejak revolusi industri 1760 hingga 1970an dibangun penjara bagi pemikiran manusia yang bernama 'dikotomi' dan 'spesialisasi'. Antara 1850-2000 muncul era disebut the Age of Territoriality. Hal tersebut, ungkap Achmad Syahid, sejatinya bertentangan dengan karakteristik manusia, mahkluk canggih yang memiliki bakat bawaan bersifat many sided potential.
Sekadar menyebut nama al Kindi, al Razi, al Farabi, Ibn Khaldun, al Tabari, al Suyuti dan lain-lain menguasai puluhan ilmu sekaligus secara mendalam. Demikian juga al-allamah dalam ranah budaya Arab, Afrika Utara, Persia, Turki, Urdu hingga Melayu-Indonesia. Nama Gus Dur dan Cak Nur (Nurcholis Madjid), menurut Achmad Syahid, adalah seorang polymath alam al alamah. Termasuk para kyai di pesantren, para pendeta, uskup.
Mereka sebagai sumber pencerah pikiran umat. Karena berada di dalam puncak piramida masyarakat, mereka pusat informasi, sumber inspirasi, penggugah imajinasi, sekaligus penyerap aspirasi umat.
Dalam orasinya, Achmad Syahid menyebut manusia polymath tumbuh dalam institusi yang merawat diskursus seperti universitas, pesantren, madrasah. Institusi seperti itu dapat memecah berbagai kebuntuan sekaligus melunakkan isu-isu keras, sensitif, dan memicu sektarianisme, radikalisme, terorisme, otoritarianisme. Institusi seperti itu bisa memajukan moderasi dan kerukunan antarsesama umat manusia.(H-3)
Empat siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) binaan Yayasan Pendidikan Astra menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolok ukur untuk pencapaian angka nol persen.
Program Studi Pendidikan Tata Busana & Desain Mode, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), berkolaborasi dengan Asia Fashion Show Indonesia 2025.
Pentingnya membumikan Pancasila melalui Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (FK Usakti) menerima sertifikat ISO 21001:2018 untuk Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan.
Indonesia–Korea Higher Education Forum (IKHEF) 2025 sukses digelar pada 13 Agustus lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Bangsa ini tidak hanya hidup dalam dokumen resmi atau peta, melainkan dalam percakapan, cerita, dan ruang komunikasi yang kita bangun bersama.
Rektor Unas El Amry Bermawi Putera mengungkapkan sepanjang 2025 Unas menghasilkan enam guru besar dari berbagai disiplin ilmu sehingga kini total guru besar Unas mencapai 31 orang.
UNIVERSITAS Terbuka (UT) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas akademik dan memperluas kontribusi keilmuan yang berdampak bagi masyarakat
Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Prof Dr Kuat Puji Prayitno, SH, MHum, menyatakan telah membentuk Tim Pemeriksa yang beranggotakan tujuh orang untuk mengusut dugaan tersebut.
UNIVERSITAS Chung di Malang, Jawa Timur, mengukuhkan Prof. Dr. Pieter Sahertian, M.Si sebagai guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama Prof. Dr. Anna Triwijayati, M.Si, Senin (7/7).
Diperlukan formula hukum pemberantasan melalui penegakan hukum terhadap mafia tanah, penguatan peran satgas mafia tanah dan KPK, serta pembentukan pengadilan khusus pertanahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved