Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menristek Sesalkan RS Tak Percaya Mutu Ventilator Dalam Negeri

Faustinus Nua
22/12/2020 20:40
Menristek Sesalkan RS Tak Percaya Mutu Ventilator Dalam Negeri
VENTILATOR PINDAD VRM: Karyawan menunjukkan penggunaan Pindad Ventilator Resusitator Manual (VRM) buatan dalam negeri, di Bandung.(ANTARA/ M AGUNG RAJASA)

DI tengah meningkatnya jumlah pasien positif covid-19 di Indonesia, banyak rumah sakit yang mulai kekurangan ventilator. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN menyesalkan adanya sikap pihak-pihak tertentu yang tidak memercayai ventilator produksi dalam negeri.

Bahkan, untuk diketahui, rumah sakit di daerah-daerah saat ini juga membutuhkan tambahan ventilator. Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro menilai bahwa Indonesia seharusnya tidak kekurangan ventilator. Pasalnya, sejumlah produk inovasi anak bangsa yang dikembangkan mampu memenuhi kebutuhan ventilator dalam negeri.

"Produk inovasi Indonesia ini bisa lebih bermanfaat, ya kuncinya kita sendiri, masyarakat Indonesia harus percaya dan mau memakainya. Kalau tidak akhirnya ini hanya jadi berita saja, foto option saja tapi tidak jadi sesuatu yang riil yang bisa membantu masyarakat," ungkapnya dalam konferensi pers virtual di Bali, Selasa (22/12).

Bambang menegaskan bahwa produk ventilator Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan produk impor. Para ahli di bawah Kemenristek telah melakukan pengembangan dan kini ada 6-7 tim terdiri dari orang-orang hebat yang siap memproduksinya secara massal.

Menristek mengisahkan pada saat meluncurkan produk inovasi ventilator, pihaknya sudah menawarkan kepada Kementerian Kesehatan dan Satuan Tugas. Namun, balasannya yakni kebutuhan ventilator sudah cukup dan terpenuhi. "Dan juga ada yang bilang dokter di Indonesia masih gak berani pakai ventilator buatan Indonesia," keluhnya.

Akan tetapi, lanjutnya, hari ini ketika terjadi lonjakan kasus ternyata banyak yang membutuhkan ventilator. Ventilator kurang karena jumlah orang di dalam rumah sakit masih tinggi.

"Mungkin mereka menyangka waktu itu sudah puncak dan jumlah covid-19 akan turun. Jadi dia pikir 'ngapain adain' ventilator lagi, pasiennya kan berkurang. Nah, itu yang salah," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa saat ini industri di Tanah Air siap memproduksi secara massal. Namun, semua itu tegantung demand dan kepercayaan masyarakat Indonesia.

Kemenristek pun menjamin kualitas produk inovasi Indonesia disamping harganya yang lebih terjangkau. Apalagi, saat ini kebutuhan ventilator secara global pun meningkat, sehingga akan lebih sulit untuk mengimpornya.

"Mudah-mudahan banyak yang sadar dan mudah-mudahan produk inovasi Indonesia makin diminati dan memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat," tandasanya.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya