Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ANGKA kematian akibat penyakit penyerta (komorbid) seperti hipertensi pada masa pandemi ini cukup memprihatinkan. Bahkan sekitar 11,8% pasien hipertensi meninggal dengan perburukan karena terinfeksi oleh Covid-19.
"Hipertensi pertama, kemudian diabetes diikuti penyakit jantung, penyakit ginjal paru, kronik kanker dan lain sebagainya," kata Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Cut Putri Arianie dalam webinar Kesehatan Perempuan Indonesia Cerdik, keluarga sehat cegah penyakit tidak menular - Cegah Komorbid Covid-19, Kamis (10/12).
Untuk mencegah munculnya hipertensi, Cut Putri mengungkapkan, langkah pertama yang harus dilakukan ialah menjauhi stres. "Stres itu adalah faktor resiko dari hipertensi," cetus Cut Putri.
Pandemi telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Stres akibatnya, sangat berpengaruh pada ketahanan kekebalan tubuh atau imunitas.
Kemenkes berharap pemerintah daerah menaruh perhatian pada masalah ini. Cut Putri menegaskan, hipertensi tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol. Penuhnya konsentrasi tenaga kesehatan untuk penanganan Covid-19 membuat upaya pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi ini tidak bisa dilakukan secara maksimal.
"Kami sangat berharap pemerintah daerah tetap melakukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan esensial agar para penyandang PTM ini betul-betul dapat terlayani karena mereka butuhkan pengobatan yang rutin dan obat-obat yang rutin," paparnya.
Selain stres, menurut Cut Putri, faktor pencetus lainnya yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya konsumsi rokok selama pandemi. Terbatasnya mobilisasi masyarakat membuat perilaku merokok itu bahkan pindah ke rumah. Padahal di rumah ada orang-orang yang rentan terhadap asap dan residu rokok, seperti orang tua dan anak-anak.
"Ini cukup memprihatinkan kita khawatirkan dengan paparan asap dan residu rokok ini orang-orang kan tadi berpotensi untuk terkena penyakit tidak menular," lanjutnya.
Cut Putri memaparkan, sebanyak 7 dari 10 orang di Indonesia tidak tahu dirinya mengidap penyakit tidak menular dan dari 3 orang yang terdeteksi hanya satu yang patuh berobat.
PTM, kata dia, sering muncul tanpa gejala, dan tanpa keluhan. Kalaupun ada tanda dan gejala tidak mengganggu aktivitas dari individu sehingga semua jadi abai. Karena itu, bagi mereka yang memiliki faktor risiko terkena PTM seperti hipertensi, misalnya, perlu melakukan skrining atau deteksi dini.
"Penyakit tidak menular ketika sudah diidap oleh seseorang akan bersifat permanen, tetapi sifat permanen akan mengalami gangguan fungsi organ tubuhnya sehingga bermuara pada menurunnya fungsi kekebalan tubuh. Di masa pandemi covid-19, orang dengan PTM diimbau berada di rumah karena rentan tertular virus," tutupnya. (H-2)
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Jepang dikenal luas sebagai salah satu negara dengan masyarakat tersehat di dunia.
Kemenkes mengingatkan masyarakat agar siaga terhadap berbagai penyakit yang bisa muncul saat peralihan musim seperti saat ini, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Hipertensi, hingga kini, masih menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Sebanyak 103 lokasi Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi proyek percontohan untuk kehadiran klinik dan apotek desa.
DIREKTUR Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, mengatakan bahwa Indonesia menempati posisi ketiga dalam penemuan kasus kusta di dunia pada 2023.
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Dari 356 ribu ODHIV tersebut, sekitar 67 persen atau 239.819 orang sedang dalam pengobatan dan sekitar 55 persen atau 132.575 virusnya tersupresi.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan di periode 2024, ada lebih dari 4.500 kasus IMS pada rentang kelompok muda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved