Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah agar vaksin covid-19 diberikan secara gratis. Baik vaksin impor maupun vaksin Merah-Putih yang tengah dikembangkan di Tanah Air.
Dalam kondisi pandemi covid-19, harga vaksin bukan menjadi persoalan utama. Hal terpenting adalah keamanan dan efektivitas vaksin, yang pada dasarnya harus ditanggung negara.
"YLKI mendesak pemerintah untuk menggratiskan biaya untuk semua masyarakat. Tanpa melihat vaksin impor atau Merah-Putih. Covid-19 telah menjadi bencana non-alam. Artinya pemerintah berkewajiban menyelamatkan rakyat," ujar Sekretaris YLKI Agus Suyatno saat dihubungi, Selasa (08/12).
Baca juga: Pemerintah Segera Terbitkan Rincian Skema Vaksinasi Covid-19
Menurutnya, upaya pengendalian covid-19 terancam gagal jika pemerintah hanya menggratiskan biaya vaksinasi bagi sekelompok warga. Pernyataan Agus merujuk skema vaksinasi covid-19. Diketahui, pemerintah hanya menanggung biaya 32 juta orang dan 75 juta orang dengan skema mandiri (out of pocket).
Apabila pemerintah tetap menerapkan skema tersebut, lanjut dia, kebijakan itu jelas tidak adil. Sebab, vaksinasi adalah upaya mewujudkan equity sebagai bentuk public goods, yang harus dibiayai negara.
Baca juga: Akhir Bulan, 1,8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba
"Wajib hukumnya bagi pemerintah untuk menanggung biaya vaksinasi bagi seluruh warga, tanpa kecuali. Kesehatan adalah hak asasi bagi warga negara yang dijamin UUD 1945," imbuh Agus.
Selama ini, pemerintah telah menanggung biaya perawatan pasien covid-19 yang rata-rata mencapai Rp80 juta per kasus. Artinya, lanjut dia, membiayai vaksin yang berkisar Rp25.000-200.000 per dosis layak untuk dilakukan. Menurutnya, keuangan negara masih mampu untuk pembiayaan vaksinasi gratis.
"Kalau cakupan imunisasi covid-19 rendah, kekebalan kelompok (herd immunity) dengan cakupan 70-80 % penduduk, tidak akan terwujud. Upaya untuk membendung wabah covid-19 dengan instrumen vaksin, akan sia-sia," pungkasnya.(OL-11)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved