Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Makin Patuh Prokes

Ferdian Ananda Majni
04/12/2020 06:22
Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Makin Patuh Prokes
Petugas Satpol PP menyosialisasikan protokol kesehatan di kawasan Bundaran HI, Jakarta.(MI/ANDRI WIDIYANTO)

TINGKAT kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, masih belum memuaskan. Berdasarkan data Satuan Tugas, pemantauan kedisiplinan protokol kesehatan yang dilakukan sejak 18 November 2020, grafiknya sempat mengalami fluktuasi di sekitar minggu ke-4 November.

"Sangat disayangkan, trennya terus memperlihatkan penurunan terkait kepatuhan individu dalam memakai masker, serta menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Hal ini bertepatan dengan periode libur panjang 28 Oktober-1 November," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan covid-19 di Graha BNPB, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12).

Tren penurunan tersebut terpantau terus berlanjut pada 27 November 2020. Dimana persentase kepatuhan untuk memakai masker ialah 58,32%. Sedangkan untuk menjaga jarak persentasenya ialah 43,46%.

Baca juga: Kapasitas Testing 16 Provinsi Capai Target WHO

Dari data tersebut, dapat disimpulkan, liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatan.

Lalu, dari peta zonasi kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak, dari data 512 kabupaten/kota yang masuk, hanya kurang dari 9% kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker. Dan yang lebih memperihatinkan, kurang dari 4% kabupaten/kota yang patuh dalam menjaga jarak.

Jika masyarakat semakin lengah dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti yang ditunjukkan dalam tiga periode libur panjang, hal itu akan meningkatkan penularan. Dan apabila dilakukan testing dan tracing, kasus positif akan meningkat.

"Jika terus seperti ini, sebanyak apa pun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," ujarnya.

Wiku juga mengulang kembali hal yang pernah disampaikannya, beberapa bulan yang lalu. Dari hasil studi Yilmazkuday pada 2020 menyatakan untuk menurunkan angka kasus positif dan kematian, minimal 75% populasi harus patuh menggunakan masker. Namun nyatanya, persentase kepatuhan menjaga jarak hanya mampu mencapai 59,20%, bahkan 42,53%.

Masalah ketidakpatuhan masyarakat ini, ia menekankan dampaknya pada penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif. Bahkan, dalam beberapa hari belakangan, mencetak rekor-rekor baru dalam hal peningkatan kasus.

"Sayangnya, penambahan kasus positif harian terus meningkat bahkan per hari ini menembus lebih dari 8 ribu kasus. Ini adalah angka yang sangat besar," sebut Wiku.

Penambahan angka kasus yang cukup besar ini harus diperhatikan karena menandakan laju penularan covid-19 masih terus meningkat.

Masyarakat harus sadar akan dampak dari kelalaian terhadap protokol kesehatan. Target disiplin protokol kesehatan tidak akan menjadi sulit jika masyarakat sadar bahwa Indonesia masih dalam pandemi.

"Mohon masyarakat segera sadar, langkah kecilnya untuk mencuci tangan secara teratur, dengan memakai masker yang benar, bahkan upaya kecil untuk berusaha menjaga jarak satu sama lain sangat berdampak bagi kehidupan banyak umat manusia," pesan Wiku. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya