Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

LIPI Gelar Workshop Manajemen Hak Kekayaan Intelektual

Indrastuti
21/11/2020 10:00
LIPI Gelar Workshop Manajemen Hak Kekayaan Intelektual
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) Laksana Tri Handoko(MI/RAMDANI)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK (PPII) bersama Asian and Pacific Centre for Transfer of Technology (APCTT) menggelar workshop internasional ”Intellectual Property Management and Technology Transfer” pada Kamis (19/11) secara virtual.

Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual (HAKI) dan pengelolaannya berperan penting sebagai pendukung untuk mendorong penelitian dan pengembangan (R&D), generasi teknologi, dan transfer teknologi. 

Baca juga: Sumbar Juara Umum MTQ Nasional XXVIII Tahun 2020

Perlindungan HAKI yang memadai akan mendorong inovasi bagi lembaga litbang, akademisi, dan perusahaan berbasis teknologi untuk melanjutkan keterlibatan mereka dalam kegiatan inovatif dengan menyediakan sarana pendukung.

"Workshop tersebut membuka ruang bagi akademisi, industri, instansi pemerintah (pengambil keputusan) untuk saling berbagi pengalaman tentang transfer teknologi dari berbagai negara di Asia dan Pasifik," kata Kepala LIPI Laksana Tri  Handoko dalam keterangan resmi. 

Pertemuan internasional ini membahas mekanisme kebijakan yang inovatif, strategi dan tantangan manajemen Intellectual Property (IP) dan transfer teknologi. 

Plt. Sekretaris Utama Kemenristek/BRIN sekaligus Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Mego Pinandito menekankan pentingnya produk inovasi dari hasil penelitian sampai ke masyarakat menjadi produk komersial.  

“Hak kekayaan intelektual sebagai produk pengembangan inovasi harus dikelola dengan baik. Perlindungan hak kekayaan intelektual sangatlah penting, untuk itu proses transfer teknologi dan manajemen yang efisien adalah kunci sukses,” tandasnya.

Senada dengan Mego, Michiko Enomoto, Ketua APCTT mengatakan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi dianggap sebagai sarana kunci untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan 2030. 

“Salah satu komponen kunci adalah kerangka kerja yang kuat untuk HAKI, pengelolaan, dan komersialisasinya. Kerangka kerja tersebut memainkan peran katalitik dalam menciptakan inovasi dan mengkomersialkan teknologi yang diperlukan untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya