Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Meresahkan, Data Guru Honorer Penerima BSU Beredar Luas di Medsos

Faustinus Nua
20/11/2020 13:20
Meresahkan, Data Guru Honorer Penerima BSU Beredar Luas di Medsos
Aplikasi Whatsapp(Indranil MUKHERJEE / AFP)

PERHIMPUNAN untuk Pendidikan dan Guru (P2G) melaporkan bahwa ratusan ribu data pribadi yang diduga milik para guru calon penerima bantuan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp1,8 juta bocor ke publik. Data tersebut beredar luas melalui media sosial termasuk WhatsApp Group.

"Dalam konten berbentuk aplikasi excel tersebut tercantum ratusan ribu nama orang yang diduga calon penerima BSU Kemendikbud,” kata Koordinator P2G Satriwan Salim dalam keterangan resmi, Jumat (20/11).

Beredarnya data-data tersebut membuat P2G dan para guru resah. Satriwan mengatakan semestinya pihak Kemendikbud dan pihak bank bisa menjaga kerahasiaan data pribadi para guru dan tenaga kependidikan yang akan menjadi calon nasabah bank tersebut.

"Sampai-sampai ada nomor induk kependudukan, nomor rekening yang bersangkutan, bahkan nama Ibu kandungnya. Kami sangat menyayangkan data pribadi ini bocor dan tersebar ke publik melalui WAG," sesal Satriwan.

Dia menjelaskan bahwa proses pendataan calon penerima BSU ini lebih praktis dan efesien, yakni guru tinggal mengecek di web Dirjen GTK Kemdikbud, lalu mendaftarkan diri secara mandiri. Tidak melibatkan pihak ketiga atau administrasi di sekolah, seperti surat keterangan kepala sekolah, yayasan dan lainnya.

"Semua serbalangsung antara guru honorer atau swasta dengan Kemendikbud," tambahnya.

Sementara iti, Iman Z Haeri, Kabid Advokasi Guru P2G mengungkapkan, sebagai seorang guru honorer di sebuah SMA swasta, juga merasa khawatir namanya dan rekan-rekannya bocor. Pihak-pihak yang berniat jahat pasti bisa saja menggunakan data pribadi tersebut untuk tindak pidana.

"Potensi penyalahgunaan data kami para guru honorer ini bisa saja dilakukan, oleh pihak tertentu yang ingin mengambil keuntungan," demikian ungkap Iman yang mengajar Pendidikan Sejarah di SMA swasta Jakarta Selatan.

Para guru honorer dan swasta yang belum mendaftarkan BSU pun, akhirnya merasa takut dan cemas jika mau mendaftarkan diri secara online. Takut hal sama akan terjadi pada diri mereka.

"Mas Menteri pasti sangat paham soal keamanan digital. Kalau kecolongan lagi, ini mirip kejadian percakapan dalam penyederhanaan draf kurikulum beberapa waktu lalu. Kali ini yang bocor data guru. Dapat bantuan subsidi saja belum, datanya sudah bocor. Miris sekali nasib guru honorer," tuturnya.

P2G meminta agar Kemendikbud dan pihak bank segera memproteksi data-data pribadi para guru dan tenaga kependidikan tersebut. Mengingat jumlah calon penerimanya mencapai 2.034.732 orang. Dan total anggarannya cukup fantastis sebesar Rp3,66 triliun.

P2G pun berharap pihak kepolisian segera menyelidiki dugaan pembocoran data-data pribadi guru dan tenaga kependidikan yang saat ini tersebar di grup WA, dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga, keamanan data pengguna khususnya para guru, tenaga kependidikan, dan dosen ini benar-benar terlindungi oleh negara. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya