Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
MASIH jelas dalam benak Vika saat bayinya, Lala, meraung di ruang instalasi gawat darurat (IGD). Lala tidak nyaman harus dipasang nebulizer dan infus. Bayi usia 8 bulan itu tidak ingin lama-lama di rumah sakit. Apa daya, Lala harus menghabiskan tiga hari di bangsal rumah sakit untuk mengatasi bronkopneumonia yang dideritanya.
“Bunyi nafasnya grek grek gitu. Nafsu makan juga turun drastis. Saya ingin menangis. Saya hanya ingin Lala sembuh dan kembali ke rumah,” ungkap Vika mengenang hari-hari beratnya mendampingi Lala. Vika adalah satu dari jutaan orang tua di dunia yang anaknya mengidap pneumonia.
Di Indonesia, berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2019 ada lebih dari 400 ribu kasus pneumonia di Indonesia. Jika Lala tidak terselamatkan, akan menambah jumlah korban pneumonia.
Riset John Hopkins University dan Save the Children menyebutkan, jika pencegahan pneumonia tidak dilakukan, hingga tahun 2030 akan ada sekitar 11 juta kematian anak. Ini bukan angka yang kecil mengingat pneumonia sendiri menjadi pembunuh nomor dua untuk balita di Indonesia.
Dalam rangka Hari Pneumonia Dunia yang jatuh pada 12 November 2020, Save the Children Indonesia mengajak semua pihak untuk menghentikan penyebaran pneumonia. Di saat pandemi Covd-19 seperti sekarang, perhatian terkait paru-paru semakin tinggi.
Pada hari ini atau Kamis (12/11) diselenggarkan Festival Sehat Anak Indonesia yang mengundang banyak pihak untuk berbagi cerita pencegahan dan penanganan pneumonia pada anak agar tidak ada lagi keluarga yang mengalami hal yang dirasakan Vika dan anaknya, Lala.
Ibu Negara diwakili Hj.Wury Ma’ruf Amin menyebut soal pentingnya slogan Stop Pneumonia “ASI eksklusif 6 bulan, Tuntaskan imunisasi, Obati anak jika sakit dan Pastikan gizi yang cukup serta hidup sehat.”
Pada acara yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan,”Penting bagi kita semua untuk mencegah serta menanggulangi Pneumonia dimana pemerintah mendorong tata kelola pneumonia, meningkatkan akses pelayanan kesehatan balita, peran serta masyarakat dalam mendeteksi dini penyakit serta perluasan vaksin PCV.”
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, berpesan untuk ayah dan ibu supaya berupaya bersama memastikan pengasuhan keluarga berbasis hak anak dan pemenuhan hak anak.
“Mari kita jadikan momentum Hari Pneumonia Dunia 2020 untuk memperkuat komitmen dalam memastikan kesehatan anak-anak Indonesia. Untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar, mereka juga harus mempunyai kondisi fisik yang kuat. Anak terlindungi, Indonesia Maju,” tutur Bintang.
Pada kesempatan yang sama, CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung mengatakan, “Setiap 1 menit 2 balita meninggal atau 2.500 balita setiap hari akibat pneumonia. Pneumonia menyebabkan 15% dari semua angka kematian balita.”
Di Indonesia sendiri Pneumonia bersama dengan diare penyebab utama kematian balita dan anak.” Selina mendorong berbagai pihak termasuk swasta untuk terlibat bersama dalam gerakan Stop Pneumonia.(Nik/OL-09)
Kesehatan disebut sebagai salah satu ujung tombak kemajuan dan kesejahteraan yang kualitasnya harus maksimal untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Semangka bukan hanya buah penyegar di tengah cuaca panas, tapi juga kaya manfaat bagi kesehatan.
Banyak manfaat bagi kesehatn yang tersembunyi dalam buah naga. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kampanye Si Paling Megang menunjukkan komitmen dari Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan gaya hidup sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved