Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Menjangkau yang tidak Terjangkau

Gana Buana
06/11/2020 08:30
Menjangkau yang tidak Terjangkau
Gubernur NTT Victor Laiskodat dan Direktur Utama Bakti (Kemen­kominfo) Anang Latief saat wawancara dengan Metro TV.(Ist)

 

PROGRAM pembangunan jaringan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terus dikebut hingga pelosok timur. Selain mempercepat tersambungnya koneksi internet ke seluruh negeri, hal ini juga mempercepat proses pembangunan infrastruktur dan ekonomi di wilayah tersebut. 

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen­kominfo) Anang Latief menyampaikan, daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi wisata yang lokasinya di pelosok. Potensi keindahan alam yang luar biasa.

“Target kami 421 desa di wilayah ini terkoneksi pada 2021-2022 agar aktivitas penduduk dan kegiatan di kantor desa bisa lebih cepat,” jelas dia dalam diskusi daring (webinar) Indonesia Moving Forward, kemarin.

Anang menyebut, sejak awal program Bakti Kominfo diluncurkan, tidak ada ken­dala berarti dalam pengerjaan sambungan TIK di daerah 3T. Bahkan, ­warga setempat berlomba menyediakan lahan BTS agar wilayah mereka pun segera mendapatkan jaringan internet cepat. 

Selain itu, akselerasi penyambungan internet ke pelosok negeri sudah mendapatkan atensi dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Keuangan, dan Badan Peren­canaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sehingga disediakan anggaran yang mencukupi agar program ini cepat selesai. 

“Sudah ada dukungan penuh dalam segi pembiaya­an, kami tidak lagi mem­bedakan mana barat dan timur Indonesia harus bersiap karena event internasional juga akan diselenggarakan di Indonesia dalam waktu dekat,” jelas dia.

Menurut dia, apa yang di­kerjakan oleh Bakti Kominfo merupakan upaya untuk menyediakan sinyal kuat 4G di tengah kebutuhan masyarakat sekitar. Bahkan, hal ini berlaku di seluruh wilayah Indonesia. 

Saat ini, pemerintah dan operator telekomunikasi sudah berhasil mem­bangun 348.000 kilometer fiber optik, baik di darat maupun di dasar laut. Sebanyak 480.000 base trans­ceiver station (BTS) telah dibangun dan tersebar di seluruh Indonesia.

Upaya ini terus dilakukan lantaran masih ada 12.548 desa belum bisa merasakan manfaat 4G. Targetnya, pada 2022 ada 9.113 desa di wilayah 3T dan 3.435 desa di wilayah bukan 3T sudah bisa mendapat sinyal 4G.

“Ada pandemi covid-19 semua butuh koneksi internet, dari situ kami mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo untuk menye­lesaikan infrastruktur apa yang tidak bisa diselesaikan operator seluler dengan alasan komersial,” kata dia. 

Gubernur NTT Victor Laiskodat menyampaikan, dengan adanya percepatan pembangunan jaringan TIK di wilayahnya tentu memberikan dampak besar bagi pembangunan di NTT. Apabila tidak ada program ini, kata dia, NTT baru akan maju menyamai wilayah lain pada 2050 mendatang. 

“Dengan wilayah ketiga termiskin di Indonesia, tentunya NTT amat tertinggal bila tidak didukung oleh pemerintah pusat,” ungkap Victor. 

Menurut dia, membangun wilayah 3T memang tidak bisa disamakan dengan membangun wilayah Jawa dan daerah besar lainnya. Namun, sebagai wilayah yang berhadapan langsung dengan Australia dan Timor Leste, pemerintah harus memprioritaskan wajah NTT. 

“Sebelumnya wajah NTT tidak seperti ini, sekarang lebih tertata,” tandas dia.(Gan/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya