Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Mengapa Kanker Tiroid Lebih Banyak Menyerang Perempuan?

Zubaedah Hanum
19/10/2020 11:35
Mengapa Kanker Tiroid Lebih Banyak Menyerang Perempuan?
Infografis Kasus Kanker di Indonesia Tahun 2018.(MI)

KELENJAR tiroid terletak di leher bagian depan, sedikit di bawah laring atau jakun. Kelenjar yang berbentuk kupu-kupu ini bertanggung jawab mengirimkan hormon ke seluruh tubuh untuk melakukan pekerjaan penting yakni mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, serta suhu tubuh.

Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid sangat memengaruhi kerja organ tubuh lain seperti jantung, pencernaan, otot, dan sistem saraf. Karena itu, gangguan terhadapnya penting untuk diobati, termasuk kemunculan kanker tiroid.

Dokter spesialis Bedah Onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, dokter Bob Andinata SpB(K) Onk, menyampaikan, sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab kanker kelenjar tiroid. Namun dari kasus-kasus yang ditemukan, kanker ini lebih banyak menyerang perempuan. Apa sebabnya?

"Hal ini dikarenakan kelenjar tiroid pada perempuan bekerja lebih keras saat mereka hamil, melahirkan, dan menyusui," ungkap dokter Bob Andinata seperti dilansir dari laman RS Kanker Dharmais, Senin (19/10).

Ia melanjutkan, kasus kanker tiroid banyak terjadi pada perempuan berusia 40-50 tahun dan laki-laki berusia 60-70 tahun.

Selain itu, kata Bob, jenis kanker ini kadang terjadi pada orang-orang yang asupan yodiumnya rendah. Radiasi dari radioterapi sekitar kepala, leher dan dada, juga dapat merusak DNA sel sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit kanker ini.

"Jangan takut untuk memeriksakan kondisi kesehatan Anda pada dokter sejak awal. Dengan melakukan deteksi dini, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat dengan lebih cepat," kata Bob.

Kabar baiknya, Bob menyatakan, kanker tiroid termasuk jenis kanker yang memiliki tingkat keberhasilan atau survival rate yang cukup tinggi. "Sebagian besar jenis kanker tiroid bisa diobati dan pasien dapat hidup lama, sehat, serta normal kembali," tegasnya.

Bob menyarankan agar pasien langsung memeriksakannya ke dokter tanpa menunggu gejala memberat dari benjolan menjadi kanker. Dengan begitu, pasien memiliki waktu yang panjang untuk pengobatan. "Sebab kanker kelenjar tiroid termasuk jenis slow growing tumor atau kanker yang biasanya tumbuh sangat lambat," pungkasnya.

Sebelumnya, Fatimah Eliaya dari Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) menuturkan, gangguan tiroid, disebabkan berbagai hal, seperti penyakit autoimun, pengaruh obat-obatan, nodul tiroid, kanker tiroid, dan tiroiditis, atau infeksi pada tiroid.

Saat ini, gangguan tiroid menempati urutan kedua terbanyak dalam daftar penyakit metabolik setelah diabetes melitus. Perempuan dan anak-anak lebih berisiko mengalami gangguan tiroid. Pada perempuan, ada korelasi antara tingginya hormon estrogen dengan gangguan tiroid.

"Karena itu juga gangguan tiroid banyak diderita perempuan yang berusia produktif. Ketika sudah menopause, angka kejadiannya menurun," terang Fatimah. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya