Bio Farma Sebut Vaksin Merah Putih Bisa Diandalkan di 2022

Insi Nantika Jelita
15/10/2020 17:50
Bio Farma Sebut Vaksin Merah Putih Bisa Diandalkan di 2022
Ilustrasi -- Peneliti mencermati sampel tes covid-19(AFP )

UNTUK strategi pengadaan vaksin Covid-19, Bio Farma menyiapkan skema jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka panjang, perusahaan farmasi BUMN itu akan mengandalkan buatan dalam negeri yakni, vaksin Merah Putih.

"Bagaimana 2022 kalau pandemi belum selesai? itu lah tugas dari vaksin Merah Putih," ungkap Project Integration Manager R&D PT Bio Farma (Persero) Neni Nurainy dalam webinar, Jakarta, Kamis (15/10).

Baca juga: Keluarga Kunci Sosialisasi Kesehatan

Dalam pengadaan Vaksin Merah Putih, pemerintah akan menggandeng beberapa pihak. Seperti akademisi, swasta, Lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, BPOM, serta Kementerian Riset dan Teknologi.

Neni menjelaskan, keterlibatan dengan Eijkman nantinya akan merampungkan benih (seed) vaksin Merah Putih pada awal 2021. Kemudian, akan dikembangkan kembali di Bio Farma.

"Jafi tidak bisa langsung di launching. Harus penerilitan uji pre klinis. Uji klinis 1,2, dan 3. Kalau ini sudah di-acc BPOM bisa digunakan 2022," terangnya

Untuk jangka pendek, Neni menjelaskan, Bio Farma akan melakukan teknologi transfer sebagai proses hilir dengan melakukan formulasi atau filling dengan menggunakan bulk vaksin Vovid-19 dari calon mitra. Baik kerja sama dengan sinovac atau dengan Coalition for Epidemic Preparedness innovation (CEPI).

Neni mengabarkan, perkembangan vaksin Sinovac saat ini sedang dilakukan uji klinis afse III yang sudah dimulai sejak agustus lalu.

"Rencananya intern analisis uji klinis tersebut berakhir di Januari (2021). Sementara untuk sampai selesai mungkin sampai September 2021," tutur Neni.

Neni menjabarkan, pengadaan vaksin jangka pendek. Yang pertama Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020. Lalu akan mengirimkan lagi 1,5 juta dosis vaksin pada awal November dan 1,5 juta dosis pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk. Untuk 2021, Sinovac menyanggupi 125 juta dosis vaksin.

Kedua, dari Sinopharm yang menyanggupi 15 juta dosis vaksin tahun ini. Rinciannya ialah sebanyak 5 juta dosis mulai datang pada November 2020 dan pengiriman 50 juta dosis di 2021.

Berikutnya dari Cansino, yang menyanggupi 100 ribu dosis vaksin pada November 2020, dan sekitar 15 juta-20 juta untuk 2021. Lalu ada AstraZeneca yang bakal mengirimkan 100 juta dosis vaksin tahun depan. (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya