Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
IKATAN Dokter Indonesia (IDI) kembali melaporkan penambahan kasus kematian dokter akibat covid-19. Pada pekan ini, tercatat empat orang dokter meninggal dunia, sehingga dalam waktu dua pekan Oktober, total sembilan dokter meninggal dunia.
Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Ari Kusuma Januarto mengatakan, ini merupakan situasi krisis dalam pelayanan kesehatan.
"Berbulan-bulan setelah pandemi, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan. Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar covid-19," ujar Ari dalam pernyataan tertulis, Kamis (15/10).
Sejauh ini, total 136 dokter meninggal dunia akibat covid-19, yang terdiri dari 69 dokter umum (4 guru besar), dan 63 dokter spesialis (5 guru besar), serta dua residen yang berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (kota/kabupaten). Berdasarkan data propinsi, terdapat 32 dokter dari Jawa Timur meninggal dunia, Sumatra Utara 23 dokter, DKI Jakarta 19 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 9 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 5 dokter, Sumatra Selatan 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, DI Aceh 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Riau 4 dokter, Kepulauan Riau 2 dokter, Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, Banten 2 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.
Menurutnya, setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan berhak untuk merasa aman di tempat kerjanya, karena mereka lah garda terakhir dalam penanganan pandemi ini. Dibutuhkan kerjasama menyeluruh baik dari Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan, sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
"Tidak hanya masyarakat, namun kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," tegasnya.
Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan dari Tim Mitigasi PB IDI Eka Ginanjar menilai, banyak masyarakat terlihat masih setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan. Misalnya dengan memasang masker di bawah dagu, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, dan masih banyak lagi.
"Saat ini yang harus diwaspadai adalah orang yang terinfeksi covid-19 tetapi tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. Orang yang merasa baik-baik saja padahal sebenarnya membawa virus ini biasanya belum pernah melakukan testing covid-19. Kemudian melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan, dan lalu menularkannya pada orang lain yang rentan," tuturnya.
Dia menambahkan, bagi orang yang mengalami gejala seperti flu, diminta untuk tidak meremehkan kondisi tersebut meski terlihat ringan. Hindari keluar rumah ataupun berkumpul dan segera lakukan testing.
"Dalam banyak hal, orang-orang masih sulit mempercayai keberadaan covid-19 saat ini. Nyatanya, virus ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Virus ini juga telah mengambil banyak nyawa dengan cepat yang menyebabkan hal ini disebut pandemi," jelasnya.
baca juga: Global Standard Covid-19 akan Diterapkan di Seluruh Bandara
Walaupun sebagian besar tanpa gejala atau bergejala ringan, namun ketika virus korona telah menginfeksi tubuh, dapat timbul reaksi badai peradangan yang bisa menimbulkan kondisi berat hingga kematian.
"Virus ini tidak bisa terbang pindah sendiri, tetapi manusialah yang membawanya ke mana-mana. Dan hingga vaksin yang efektif dan aman ditemukan, maka tidak ada pencegahan yang lebih baik daripada protokol kesehatan. Bukan hanya untuk keselamatan Anda sendiri, dan tetapi juga untuk orang disekitar anda, orang-orang yang anda sayangi, kerabat, teman kerja dan masyarakat secara luas," tandasnya. (OL-3)
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Munculnya kembali covid-19 tentu perlu diantisipasi. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memitigasi penyebaran covid-19, terutama pada sektor pariwisata.
Saat ini, kelima pasien tersebut hanya bergejala ringan. Mereka sedang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Bupati memastikan terpaparnya warga tersebut saat yang bersangkutan berada di luar daerah.
Galeri menjadi catatan sekaligus spirit agar warga Jabar tak gentar, namun tetap waspada menghindari penularan.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Oloan menegaskan pentingnya menjaga integritas dan etos kerja selama berada di luar negeri.
Tunjangan sebesar Rp1,5 juta per bulan diberikan bagi guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di pulau-pulau yang lebih dekat.
Serenic.ai percaya teknologi harus meringankan beban tenaga medis, agar setiap detik kembali berarti untuk mengobati pasien dan menyelamatkan nyawa.
Peristiwa perundungan antar-dokter ataupun kasus pelecehan seksual oleh tenaga kesehatan beberapa waktu terakhir ini telah membentuk atmosfer sosial penuh prasangka.
Prefektur Mie di Jepang menyatakan kesiapannya menerima hingga 300 perawat Indonesia setiap tahun, dengan dukungan anggaran subsidi bagi institusi penerima.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved