Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
“SUMATRA Utara itu negeri berbilang kaum,” kata Gubernur Sumatra Utara Tengku Eri Nuradi dalam suatu forum di Medan, Mei 2016.
Gubernur lalu menjelaskan ada tiga kategori etnik, yakni etnik lokal, etnik nusantara, dan etnik mancanegara. Etnik lokal meliputi Melayu, Karo, Toba, Simalungun, Dairi, Fak Fak, Mandailing, dan Nias. Etnik Nusantara mencakup Jawa, Aceh, Minang, dan etnik-etnik lain. Etnik mancanegara terdiri dari Tionghoa, India, Arab.
Medan, sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatra Utara, memiliki komposisi etnik setali tiga uang dengan komposisi etnik di Sumatra Utara. Karena di kota ini tinggal masyarakat dari berbagai etnik, Medan sering mendapat julukan 'mininya Indonesia' atau 'Indonesia mini.'
Baca juga: Medan Parisj van Sumatra
Dalam bahasa Anthony Reid (2014), Medan sejak 1930-an telah menjadi 'the most Indonesian city in Indonesia.' Reid juga menyebut sejarah modern Sumatra Utara didominasi tiga kebudayaan, yakni Aceh, Batak, dan Melayu.
Hamka (1977) menggambarkan bertemu atau berpadunya berbagai etnik di Tanah Deli membentuk generasi baru bernama “Anak Deli”: “Timbullah akhirnya satu keturunan (generasi) baru yang dinamai ‘Anak Deli’; Dan ‘Anak Deli’ inilah satu tunas yang paling mekar daripada pembangunan bangsa Indonesia!”
Tentu saja gambaran Medan atau Sumatra Utara sebagai mininya Indonesia bersifat kualitatif, ada dalam tataran citra. Faktanya, secara kuantitatif berdasarkan Statistik, Sumatra Utara, sebagaimana dikatakan Ananta et.al (2015), Sumatra Utara ialah less heterogenous province atau provinsi yang kurang heterogen. Medan dengan sendirinya juga merupakan kota yang kurang heterogen.
Baca juga: Asal Muasal Nama Medan
Bagaimanapun, Medan sebagai sebagai 'kota berbilang kaum' telah terasa sejak dahulu kala. Louis Couperus (2010), penulis Belanda yang melakukan lawatan ke Medan pada 1921 mengatakan berbagai etnik ada di Medan. Couperus menulis bahwa orang Jepang, Cina, Srilanka, orang Hindu yang biasa disebut orang Keling, serta berbagai etnik di Sumatra, antara lain orang Batak dan orang Minangkabau, sangat mudah dikenali.
Itu merupakan nukilan buku Medan: Pasang Surut Peradaban Kota Perkebunan, karya terbaru Ketua Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong.
Saksikan pembahasannya pada program Dialektika dengan tajuk Peluncuran dan bedah buku Medan, Pasang Surut Peradaban Kota Perkebunan, pada hari ini (Jumat, 9/10) dari pukul 14.00-16.00 WIB.
Acara yang dipandu presenter Metro TV Yohana Margaretha itu menghadirkan Usman Kansong (penulis buku), Muryanto Amin (Dekan FISIP Universitas Sumatra Utara) dan Mohammad Abdul Gani (Dirut PTPN Holding dan penulis buku Jejak Planters di Tanah Deli)
Acara dapat diikuti melalui live streaming:
1. Youtube Media Indonesia
2. Facebook Media Indonesia
3. IG Media Indonesia
4. Website Media Indonesia
Diskon tarif ini berlaku untuk pembelian tiket mulai 5 Juni hingga 31 Juli 2025, untuk periode keberangkatan di tanggal yang sama.
Endress+Hauser, perusahaan instrumentasi pengukuran, layanan, serta rekayasa proses industri, merelokasi kantor cabang Medan ke lokasi yang lebih strategis.
Selain itu, terdapat pula 8 perjalanan kereta api yang melintas di wilayah Aceh.
Peringkat smart city kota-kota Indonesia, Jakarta, Medan, dan Makassar kalah dari sejumlah kota dari negara-negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hanoi.
Bulan Ramadan telah memasuki hari terakhir yang bertepatan pada 30 Maret 2025.
Pada periode yang sama tahun lalu, harga cabai merah tercatat berada dalam kisaran Rp20.000 hingga Rp24.000 per kilogram,
Apa yang disebut penjajahan sendiri telah banyak mengalami bentuk dan derivasinya.
Sejak terjadinya 'kesepakatan' 18 Agustus 1945, posisi Pancasila kukuh sebagai dasar negara.
Dengan memformulasikan fundamentalisme agama secara positif, niscaya kerukunan umat beragama bisa dibangun secara konstruktif.
Pada 1 November 1869, Nienhuys mendirikan perusahaan Deli Maatschappij, satu perseroan terbatas yang bermarkas di Hindia Belanda.
Belandalah yang menjuluki kota Medan sebagai Parijs van Sumatra
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved