Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ANCAMAN gempa besar yang diiringi tsunami adalah nyata. Karena itu, Indonesia bersama 23 negara lainnya yang menghuni kawasan Samudera Hindia melakukan simulasi dalam menghadapi tsunami lewat Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20), Selasa (6/10) pagi.
Dalam simulasi itu, akan diuji rantai peringatan dini tsunami dan evakuasi seluruh negara rawan tsunami di Samudera Hindia yang dilakukan secara serempak.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, dalam IOWave 2020 Indonesia juga akan menguji Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTews) yang dibangun sejak 2008, atau 12 tahun lalu.
"Sistem Peringatan Dini ini dirancang terutama untuk mengantisipasi kejadian gempabumi yang bersumber di zona Megathrust dengan skenario waktu kedatangan tsunami sangat singkat yaitu, dalam waktu 20 menit," kata Dwikorita Karnawati.
Ia menjelaskan, InaTews dilengkapi dengan sistem monitoring yang terdiri dari ratusan jaringan sensor gempabumi yang diperkuat dengan sistem prosesing yang menerapkan Internet of Thinks (IoT), Super Computer dan Artificial Intelliget (AI), dan dilengkapi dengan pemodelan matematis untuk mengestimasi potensi kejadian tsunami, serta sistem diseminasi multimoda yang dapat menyebarluaskan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami secara simultan.
Bahkan, menurutnya pengembangan InaTews ini telah mampu mendeteksi hingga 2-3 menit saja. Ia melanjutkan, untuk menjamin keberhasilan sistem ini dalam mencegah jatuhnya korban jiwa, maka kesiapan pemerintah dan masyarakat setempat dalam merespon peringatan dini tsunami untuk penyelamatan diri di daerah rawan perlu selalu ditingkatkan. (H-2)
SEJAK tsunami Pangandaran pada 2006, tim peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN menyimpulkan bahwa tsunami raksasa di selatan Jawa memang pernah terjadi berulang. R
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
KEKHAWATIRAN akan tsunami besar di wilayah Pasifik mulai mereda pada Rabu (30/7), setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah terpencil di Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
GEMPA bumi yang terjadi di Kamchatka, Rusia sebesar Magnitudo 8,7 dapat meminimalisir jumlah korban didukung karena sistem peringatan dini yang sangat baik.
Studi terbaru ungkap Patahan Tintina di wilayah terpencil utara Kanada berpotensi memicu gempa bumi berkekuatan besar.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 3,7 mengguncang Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/8) pukul 08.21 Wita, tidak berpotensi tsunami.
Gempa ini terjadi akibat aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia.
Gunung Krasheninnikov di Kamchatka, Rusia, meletus untuk pertama kalinya sejak 1550, hanya beberapa hari setelah gempa bumi magnitudo 8,8.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved