Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEJUMLAH negara di benua Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Asia termasuk Indonesia mendapat kesempatan emas menyaksikan penampakan komet langka bernama Neowise. Komet yang kemunculannya hanya bisa dilihat sekali dalam seumur hidup.
Seperti diketahui, fenomena benda langit yang memiliki ciri khas ekor panjang dan memancarkan sinar terang itu muncul tanggal 19 Juli dan berada di titik terdekat dari bumi pada 23 Juli 2020.
Namun terlepas dari itu, kemunculan komet masih memunculkan misteri dan sering dikaitkan dengan suatu kejadian besar. Bahkan ada mitos yang menyebutkan jika kehadiran bintang berekor merupakan sebuah pertanda akan adanya perpindahan kekuasaan, peperangan, hingga datangnya bala bencana.
Staf Observatorium Bosscha Lembang, Yatni Yulianti menjelaskan, cerita penampakan komet yang dikaitkan dengan peristiwa besar yang terjadi di masyarakat bumi sudah ada sejak dahulu saat manusia mengamati langit. Muculnya komet, kata dia, secara spesifik sering dikaitkan dengan kabar buruk, penderitaan, bencana dan hal yang tidak mengenakan.
"Mengapa demikian? Komet tidak seperti objek lain di langit malam. Sementara sebagian besar benda langit bergerak melintasi langit dengan teratur dan dapat diprediksi, tidak halnya dengan komet. Saat muncul, kenampakannya pun berbeda dengan objek yang lain," ungkap Yatni, beberapa hari lalu.
Tidak seperti bintang yang hanya berupa titik terang, Yatni mengatakan, komet kategori terang dengan jelas memperlihatkan fitur ekor terang yang panjang, kenampakannya di langit dapat bertahan cukup lama, dari beberapa hari hingga pekan. Hal ini membuat orang-orang di banyak budaya percaya bahwa para dewa mengirimkan komet sebagai sebuah pesan.
"Di beberapa tempat, orang melihat komet seperti bentuk pedang berapi, menandakan perang dan kematian. Mulailah orang mengkait-kaitan sesuatu yang tidak biasa yang terjadi di kehidupan sosial masyarakat dengan komet. Ilmu cocoklogi ini yang kemudian membawa citra buruk melekat pada komet," lanjutnya.
Tidak hanya dibumbui cerita mitos dan legenda, dia melanjutkan, kemunculan komet dipandang sebagai penyebab beberapa peristiwa kelam dalam sejarah.
Berbagai penjelasan tradisional ini tentu dapat dipahami karena belum berkembangnya ilmu pengetahuan, sehingga ketika dua kejadian berlangsung bersamaan, maka dengan mudah orang mengkaitkannya sebagai dua hal yang memiliki hubungan sebab-akibat.
Dari sudut pandang ilmiah, menurut dia, komet adalah suatu benda tata surya yang berada di tepian tata surya yang tersusun dari debu dan es. Saat bergerak mendekat ke matahari, debu dan es yang terpanaskan akan menghasilkan ekor bercahaya bila diamati dari bumi.
"Di ilmu sains sendiri, kita mengenal dua peristiwa yang terjadi bersamaan atau berurutan dapat ditarik hubungan korelasinya namun belum tentu dua peristiwa tersebut memiliki hubungan kausalitas. Semakin berkembang ilmu pengetahuan, semakin banyak pula informasi tentang komet yang kita ketahui," ucapnya.
Peneliti astronomi Imahnoong Lembang, Hendro Setyanto mengungkapkan, sebagian masyarakat khususnya di Jawa masih mengaitkan kemunculan komet dengan pertanda bencana atau pergantian kepemimpinan.
"Secara mitos atau budaya, masih ada masyarakat yang sering kali mengaitkan kemunculan komet dengan kejadian-kejadian besar di seluruh dunia. Tetapi secara astronomi, kita tidak pernah mengaitkan itu," kata Hendro.
Peristiwa atau sejarah kelam yang berkaitan dengan kemunculan komet di antaranya terjadi tahun 1998 dimana krisis politik dan ekonomi mendera bangsa Indonesia hingga runtuhnya pemerintahan Orde Baru dibawah kepemimpinan mantan Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa. Setahun sebelumnya, atau tepatnya bulan April 1997 muncul komet Hale-Bopp.
Kemudian, kehadiran komet Ikeya-Seki pada tahun 1965 yang dikaitkan dengan sebuah tragedi pahit dalam catatan sejarah Indonesia, yakni penculikan dan pembunuhan 6 jendral serta satu perwira TNI AD atau lebih dikenal G30S PKI.
"Nah apakah di jaman kerajaan dahulu ketika pergantian para raja, ada atau enggak komet? Kita belum telaah sampai itu," ujarnya.
Di luar negeri, kemunculan komet juga dikait-kaitkan dengan tragedi terbunuhnya penguasa besar bangsa Romawi, Julius Caesar. Lalu komet Halley yang dituding menjadi biang penyebab kematian jutaan orang akibat wabah yang menyerang daratan Eropa. (OL-13)
Baca Juga: Bisa Dilihat, Komet Neowise Lintasi Bumi
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
DINKES Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, mewaspadai penularan Mycoplasma Pneumonia dalam suasana Natal dan pergantian tahun dengan menerbitkan surat edaran.
KETUA MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah kembali menerapkan wajib masker di masyarakat seiring munculnya virus korona BA.2.86 atau subvarian Pirola.
ADANYA relaksasi atau pelonggaran pemakaian masker dan rencana masa transisi dari pandemi menuju endemi setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan masyarakat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved