Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Berita Potensi Tsunami, BMKG Imbau Masyarakat Tak Panik

Suryani Wandari Putri Pertiwi
27/9/2020 19:35
Berita Potensi Tsunami, BMKG Imbau Masyarakat Tak Panik
Anak-anak bermain di kompleks hunian tetap (Huntap) bagi para korban bencana di Palu, Sulawesi tengah, Sabtu (26/9).(ANTARA/BASRI MARZUKI )

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengimbau warga untuk tidak panik dalam menanggapi berita adanyanya potensi gempa megathrust maupun tsunami setinggi 20 meter.

"Kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah kagetan setiap ada informasi potensi bencana," kata dia di Jakarta, Minggu (27/9).

Ia berpendapat, kecemasan dan kepanikan publik yang muncul menyusul peredaran informasi mengenai potensi gempa megathrust dan tsunami ini kemungkinan terjadi karena adanya kesalahpahaman.

Baca juga: Sistem Deteksi Gempa UGM Bisa Prediksi Gempa 3 Hari Sebelumnya

Potensi tsunami setinggi 20 meter itu dikemukakan oleh ilmuwan di ITB, berdasarkan laporan ilmiah yang juga bersumber dari data BMKG. Tsunami sebesar itu bisa terjadi manakala dua segmen lempeng bumi di zona megathrust selatan Jawa bergerak simultan. Gempa lebih dari M 8,7 mungkin bakal terjadi sehinggatsunami besar muncul.

Namun, menurutnya informasi mengenai potensi gempa berdasarkan pemodelan yang dibuat para ahli sebenarnya ditujukan sebagai acuan mitigasi. Tetapi sebagian warga kurang tepat dalam memahami, menganggapnya sebagai potensi bencana yang akan terjadi dalam waktu dekat.

"Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam," kata Daryono.

Lebih lanjut, ia mengatakan kepanikan masyarakat semacam ini sering berulang setelah tsunami melanda Aceh tahun 2004. Beberapa kasus bahkan terjadi lantaran media tidak utuh dalam menyajikannya sehingga menimbulkan salah persepsi di kalangan masyarakat.

"Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana," kata Daryono.

Ia menjelaskan bahwa zona megathrust sebenarnya sekedar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan gempa megathrust tidak selalu berkekuatan besar. Hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa digunakan untuk memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi dan seberapa besar. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya