Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNIVERSITAS Indonesia (UI) membuka Program Studi Kajian Stratejik dan Global pada Program Doktor (S3) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG UI). Program ini menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam bidang Kajian Stratejik dan Global.
Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala BRIN Prof. Bambang P.S Brodjonegoro hadir dalam acara peluncuran yang dilakukan secara virtual pada Kamis (10/9).
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro yang diwakili oleh Sekretaris Universitas Indonesia dr. Agustin Kusumayati meresmikan pembukaan Program S3 SKSG UI. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur SKSG UI Athor Subroto dan Wakil Direktur SKSG UI Abdul Muta'ali. Pembukaan Program Studi Doktor SKSG UI didasarkan atas Surat Keputusan Rektor UI Nomor 616/SK/R/UI/2020 tentang Izin Pembukaan Program Studi Kajian Stratejik dan Global pada Program Doktor SKSG UI. Pendaftaran mahasiswa Program Doktor KSG telah dibuka untuk mahasiswa baru di semester gasal tahun akademik 2020/2021.
Menristek mengatakan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai aktor triple helix sangat dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi dan masyarakat.
"Dalam kaitannya pada kajian stratejik dan global, yang merupakan sebuah kajian berbasis pendekatan multidisiplin, diharapkan mampu mencetak SDM unggul yang mampu berinteraksi dengan kalangan di dunia industri," kata Menristek Bambang.
Baca juga: UI Jadi Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi THE
Ia pun menyebutkan pandemi covid-19 menuntut Indonesia untuk menjalankan less contact economy dan berbagai program percepatan penanganan pandemi covid-19. Hyperconnectivity antarmanusia kini terhambat sebagai bentuk social distancing, maka kegiatan ekonomi konvensional dapat diganti dengan pemanfaatan ICT.
"Pun kegiatan riset dan inovasi nasional tidak boleh terhenti. Dukungan triple helix juga sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem inovasi untuk mendorong ide inovatif yang siap dikomersialisasikan,” imbuhnya.
Sementara itu, mewakili Rektor UI, Agustin memaparkan pembukaan program doktoral ini ditujukan untuk menghasilkan tenaga ahli di Indonesia yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang kajian stratejik dan global. Kajian Global, setidaknya sejak paruh akhir abad ke-20, menunjukkan kecenderungan pesat di berbagai universitas kelas dunia.
"Bidang ini tampak rajin mengangkat serta mengkaji secara mendalam dan intensif masalah-masalah besar di dunia, terutama dalam bidang politik global, gender, agama, ekonomi, bisnis, kejahatan transnasional, lingkungan, diplomasi, dan kebudayaan global. Bahkan tak jarang terjadi titik singgung yang sulit dihindari. Maka permasalahan tersebut yang ditekuni dalam Kajian Stratejik dan Kajian Global,” tuturnya.
Senada, Athor Subroto mengatakan hadirnya program doktoral di SKSG UI merupakan bentuk komitmen dalam mengembangkan keilmuan dan riset pada bidang kajian stratejik dan global. Di berbagai negara, kajian stratejik terpusat pada isu peace and conflict studies, national security studies, leadership and governance. Studi-studi tersebut mempunyai keterhubungan dengan politik internasional, geostrategi, diplomasi, ekonomi, dan kekuatan militer.
"Ruang lingkup studi ini juga mencakup studi tentang peran intelijen, peran kepolisian, tata kelola pemerintahan, dan kerja sama internasional dalam kerangka kepentingan keamanan dan ketahanan nasional,” ungkap Athor.
Bersamaan dengan kegiatan peluncuran S3 SKSG UI, dilakukan pula Pengenalan Sistem Akademik bagi mahasiswa baru Program Doktor KSG, serta Seminar bertajuk “Peran Pendekatan Multidisiplin Dalam Isu Stratejik Global Di Era New Normal” dengan menghadirkan narasumber Guru Besar FHUI serta Pakar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana dan Executive Director of UCSI University Malaysia Norani Binti Abu Bakar, yang merupakan salah satu universitas mitra SKSG UI.
Program Doktor ini merupakan program lanjutan dari Program Studi Magister (S2) SKSG UI. Program Studi Magister SKSG UI terdiri atas Program Studi Kajian Ketahanan Nasional, Kajian Wilayah Amerika, Kajian Gender, Kajian Wilayah Jepang, Kajian Ilmu Kepolisian, Kajian Pengembangan Perkotaan, Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam, Kajian Wilayah Eropa, dan Kajian Terorisme.(RO/OL-5)
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan hal tersebut, sebab keberadaan kampus asing dapat menimbulkan risiko keluarnya devisa dalam bidang pendidikan tinggi.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Program kuliah gratis ini merupakan bentuk komitmen UI dalam memperluas akses pendidikan dan memberikan bantuan kepada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik (dosen) di lingkungan UI.
ADVERTISING Week Festival (AWF) 2025 kembali hadir dengan rangkaian sesi AdTalks yang inspiratif dan menggugah semangat inovasi.
Kondisi perang dagang global membawa dampak signifikan bagi Indonesia, mulai rantai pasokan global, investasi hingga fluktiasi harga komoditas.
Menurut Khofifah, penguatan sumber daya manusia (SDM) tersebut akan menjadi penguatan NU di Jawa Timur untuk menjemput Indonesia Emas Tahun 2045.
Penulisan gelar doktor, baik di Indonesia maupun secara internasional, memiliki aturan khusus yang harus diikuti. Ini aturannya.
Meskipun sering terdengar mirip, gelar "doktor" dan "dokter" memiliki perbedaan signifikan. Catat ini perbedaannya.
Masa studi Bahlil sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.
Bahlil Lahadalia menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu kurang dari dua tahun, yang sangat mencolok jika dibandingkan dengan standar waktu yang ditetapkan oleh Peraturan Rektor.
"Maka saya kagum sekali pada Pak Bahlil, kuliahnya di Universitas Indonesia (UI) hanya 2 tahun, cumlaude."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved