Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Perjalanan N250, Pesawat Pertama Indonesia Berakhir di Museum

Suryani Wandari Putri Pertiwi
21/8/2020 17:43
Perjalanan N250, Pesawat Pertama Indonesia Berakhir di Museum
Pesawat N 250(MI/Anggoro)

SEJARAH baru harus dihadapi pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca, pesawat kebanggaan Indonesia yang dibuat oleh anak bangsa yakni mantan presiden BJ Habibie ini akan menjadi salah satu koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.

Pesawat dengan cat putih dan gradasi biru tua dan biru muda ini sempat menggegerkan tanah air karena untuk pertama kalinya Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri, bahkan saat itu teknologinya sudah mumpuni.

Pesawat turboprop ini menggunakan teknologi mutakhir, antara lain fly by wire system, full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS), engine control with full autorithy digital engine control (FADEC), electrical power system with variable speed constant frequency (VSCF) generator yang biasa dipakai dalam pesawat tempur dan saat itu baru diterapkan pada B737-500.

Tahun 1989, pesawat N25 diperkenalkan di Paris Airshow, Le Bourget, Perancis oleh Bapak B.J. Habibie. Pada 10 November 1994, prototipe N250 Gatotkaca berkapasitas 50 penumpang keluar dari hanggar (roll-out) ditarik 50 karyawan IPTN.

"Gatotkaca adalah nama yang diberikan oleh Presiden Soeharto untuk prototipe pertama N250. Setelah itu beliau memberi nama tiga prototipe N250 berikutnya yang dibangun dengan kapasitas 70 penumpang yaitu Krincingwesi, Koconegoro dan Putut Guritno," kata Adi Prastowo, Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi PTDI dalam ketarangan persnya.

Presiden Soeharto pun menghadiahkan memperkenalkan dan menghadiahkan pesawat ini kepada rakyat Indonesia pada 10 Agustus 1995. Pesawat dengan registrasi PK-XNG berhasil melakukan penerbangan perdana (first flight) dihadiri oleh Presiden Soeharto, Ibu Tien, Wakil Presiden Try Sutrisno, dan Ibu Tuti. Keberhasilan terbang perdana N250 pada tanggal 10 Agustus 1995 ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) yang diperingati setiap tahunnya.

Namun perjalanan pesawat ini harus kandas dengan memasuki babak baru bertengger di museum. Perjalanan ke museum seolah menjadi akhir keberadaan industri strategis kedirgantaraan nasional.

Rencananya, pesawat ini akan dikirimkan ke Yogyakarta melalui jalur darat oleh pemilik sebelumnya, PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI.

Proses penerimaan akan dilakukan pada 25 Agustus 2020 yang akan dihadiri oleh Panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Direktur Utama PTDI beserta jajaran pejabat di lingkungan TNI AU dan PTDI.

Saat ini PTDI sudah melakukan proses pembongkaran pesawat, diawali dengan membuka semua panel akses di bagian utama, baik itu engine, propeller, maupun struktur utama pesawat N250 seperti body, wing dan vertical stabilizer. "Pelaksanaan pembongkaran mengedepankan safety, baik itu personil maupun peralatan yang digunakan. Ini dilakukan agar bagian-bagian struktur pesawat yang dibongkar tidak mengalami kerusakan hingga nanti dipasang kembali di Yogyakarta," lanjut Adi.

Ia mengatakan kputusan penyerahan ini sudah tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (SKEP) Nomor 284/VIII/2020 tanggal 14 Agustus 2020 tentang Penugasan Penerimaan Hibah Pesawat PA01 N250 milik PTDI.

Hal ini juga menurutnya sebagai bentuk menjaga aset negara karena mempunyai nilai historis yang tinggi dan merupakan sejarah berdirinya industri dirgantara sehingga masyarakat dapat melihat langsung Pesawat N250 Gatotkaca di Museum, serta menjadi ajang edukasi dan motivasi bagi para penerus bangsa. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya