Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wujudkan Kemandirian, Wapres: Indonesia Harus Perkuat Inovasi

Emir Chairullah
10/8/2020 13:52
Wujudkan Kemandirian, Wapres: Indonesia Harus Perkuat Inovasi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB.(Antara/Aditya Pradana)

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin menegaskan peran teknologi dan inovasi semakin diperlukan di tengah pandemi covid-19. Peneliti dan ilmuwan dapat menjadi jawaban kemandirian bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan.

“Saat ini, diperlukan inovasi-inovasi baru dalam bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan,” ujar Ma’ruf saat memberi sambutan virtual dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Senin (10/8).

Menurutnya, Indonesia sudah membuktikan kemampaun inovasi dan penciptaan produk teknologi tinggi setara dengan negara maju lainnya. Seperti, ketika ilmuwan dan insinyur Indonesia membuat sejarah dengan penerbangan perdana pesawat buatan anak bangsa N-250 Gatot Kaca pada 10 Agustus 1995.

Baca juga: Riset dan Inovasi Garda Depan Tangani Covid-19

“Peristiwa tersebut membuktikan Indonesia mampu melahirkan inovasi dan menciptakan produk teknologi tinggi. Karena itu, apresiasi dan penghargaan tinggi perlu kita berikan kepada para pahlawan teknologi,” imbuhnya.

Walau saat ini banyak inovasi yang dihasilkan anak bangsa, namun hanya sedikit yang dapat dikomersialkan atau dipasarkan. “Jika inovasi tidak dapat dikomersialkan, maka inovasi tersebut kurang bermakna bagi bangsa ini,” pungkas Ma’ruf.

Wapres menyoroti peringkat inovasi Indonesia dalam konteks global yang tergolong rendah. Berdasarkandata Global Innovation Index (GII) 2019, Indonesia berada di posisi 85 dari 129 negara. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia kedua terendah di atas Kamboja.

Baca juga: Indonesia Butuh 500 Juta Dosis Vaksin Covid-19

“Bandingkan dengan Singapura (peringkat ke-8) dan Malaysia (peringkat ke-35), yang ekonominya berbanding lurus dengan budaya inovasinya,” tuturnya.

Kondisi ini diperparah dengan sedikitnya jumlah peneliti di Indonesia. Padahal Indonesia mempunyai alokasi anggaran lebih besar ($2,130.3M) dibandingkan Vietnam. Akan tetapi, jumlah peneliti Indonesia hanya 89 orang per 1 juta penduduk. Sementara itu, jumlah peneliti di Vietnam sekitar 673 per 1 juta penduduk.

Di samping itu, alokasi anggaran R&D Indonesia terbesar dari pemerintah (40%), sedangkan alokasi anggaran R&D Vietnam terbesar dari sektor industri (52%).

Baca juga: Bio Farma Siap Produksi Vaksin Covid-19 Tahun Ini

Ma’ruf mengakui, inovasi memang tidak mudah. Sebab, banyak tahapan yang harus dilewati sebelum inovasi dapat dikomersialkan. Dalam konteks inovasi bidang medis misalnya, tahapan yang harus diikuti seperti proses sertifikasi, uji klinis, izin produksi dan izin edarnya.

Selain itu, Wapres meminta sejumlah pihak terkait berperan aktif. Sehingga tahapan dalam penelitian dapat lebih efektif dan efisien. “Alhamdulillah, telah terbentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 untuk mencegah, mendeteksi dan merespons cepat wabah covid-19. Hal ini salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat proses tahapan,” tandasnya.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya