Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Risiko Perkantoran Menjadi Klaster Baru Tinggi

Ferdian Ananda Majni
23/7/2020 18:13
 Risiko Perkantoran Menjadi Klaster Baru Tinggi
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6).(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

DEWAN Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, mengatakan diterapkannya PSBB transisi berkonsekuensi terhadap pembukaan industri dan juga aktivitas pekerjaan di perkantoran.

"Rata-rata teman-teman yang di ruangan officer begitu sekarang ini kan sudah masuk. Walaupun ada protokol tetap menjaga jarak dengan menggunakan masker tetapi potensi keramaian dalam suasana rapat dan aktivitas yang memang mengharuskan bertemu muka. Nah ini tetap ada risikonya," kata Hermawan dalam keterangannya, Kamis (23/7).

Apalagi adanya pengumuman dari WHO terkait dengan potensial aerosol tramision terutama di ruangan ber-AC. Dalam ruangan ber-AC jarang ada ventilasi yang memadai serta sirkulasinya terhambat. Tentunya potensial coronavirus itu mengambang cukup lama.

"Di bawah suhu 20 derajat, dia (covid-19) bisa bertahan 8 jam. Jadi kalau begitu di ruang kerja berarti ada tambahan tidak hanya dari perilaku individu dan juga bekerja tetapi juga dari manajemen kesehatan ruang perkantoran ini," jelasnya.

Baca juga: Hari Ini, Kasus Positif Covid-19 Capai 1.906 dan Sembuh 1.909

Menurutnya, semua faktor yang memang akan berkontribusi penularan virus Covid-19. Pertama dengan adanya kebijakan PSBB transisi sehingga aktivitas perkantoran dibuka. Kemudian juga adanya perilaku yang mungkin juga tidak selalu disiplin terutama penggunaan masker.

"Yang menarik, kalau kita menganggap teman sendiri atau keluarga sendiri itu, seringkali kita mengabaikan bahwa ini kita kenal tidak mungkin lah tertular. Padahal kita tidak tahu siapa menularkan ke siapa walaupun itu orang yang kita kenal dekat," paparnya.

Dia menambahkan, coronavirus ini juga memang tidak mengenal keluarga atau orang lain sehingga itu berkaitan dengan perilaku. Penularan covid-19 juga berkaitan dengan manajemen kesehatan lingkungan, yakni memang air conditioner atau udara yang tidak tersirkulasi dengan baik. Apalagi tidak ada ventilasi yang mengganti udara baik tentunya juga potensial aerosol bisa menambah.

"Walaupun ada penggunaan masker juga, kalau cukup lama intensitas dengan orang yang boleh jadi pembawa virus itu juga akan berdampak juga," pungkasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya