Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Komunis tidak Terkait dengan Keberhasilan Atasi Covid-19

Thomas Harming Suwarta
21/7/2020 10:11
Komunis tidak Terkait dengan Keberhasilan Atasi Covid-19
Seorang pedagang bunga di pasar bunga Quang Ba, Hanoi, Vietnam mengenakan masker untuk mencegah penyebaran covid-19.(AFP/Manan VATSYAYANA )

POLITISI PDIP Budiman Sudjatmiko tidak sepakat dengan pandangan yang menyebut negara seperti Vietnam dan Kuba, yang dianggap sukses mengatasi pandemi covid -19, lantaran kedua negara tersebut menganut paham komunis.

Budiman memastikan keberhasilan mengatasi pandemi sebuah negara tidak tergantung pada apakah negara tersebut menganut komunisme atau tidak.

“Bukan soal komunis atau tidak tetapi ada 3 syarat setidaknya yang harus ada untuk mengatasi pandemi,” kata Budiman melalui akun Twitter @budimandjatmiko, Selasa (21/7).

Baca juga: Buenos Aires Mulai Perlonggar Lockdown

Tiga syarat tersebut, kata dia, yaitu pertama, kepercayaan pada sistem, kedua kepercayaan pada sains dan teknologi, dan ketiga solidaritas masyarakat yang tinggi.

Kata Budiman, negara seperti Vietnam setidaknya punya ketiga hal itu sehingga sukses mengatasi pandemi covid-19 dengan baik.

“Vietnam punya syarat pertama dan ketiga (kepercayaan pada sistem dan solidaritas masyarakat yang tinggi) dan Kuba punya ketiganya (percaya pada system, percaya pada sains dan teknologi, serta solidaritas masyarakat yang tinggi,” tukas Budiman.

Vietnam adalah salah satu negara di dunia yang berhasil mengatasi covid-19, selain Kuba.

Sejak kasus perdana terdeteksi pada 23 Januari 2020, pemerintah dengan sigap bereaksi. Dikutip dari BBC, Vietnam langsung melakukan pembatasan perjalanan, memantau dengan cermat, dan akhirnya menutup perbatasan dengan Tiongkok.

Pemerintah Vietnam juga meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan lainnya. Tidak hanya itu, negara penghasil beras itu juga melakukan pelacakan kontak secara luas, tes massif corona, hingga kewajiban tidak bisa ditawar untuk karantina 14 hari bagi terduga pasien covid-19. Semua ditanggung oleh pemerintah.

“Ini adalah negara yang pernah menangani banyak wabah di masa lalu,” kata Direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford (OUCRU), Prof Guy Thwaites. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik