Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Fanie Indrian Mustofa melakukan penelitian terhadap perilaku masyarakat menggunakan jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama wabah covid-19.
Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif observasional ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat dalam mengonsumsi jamu selama wabah covid-19.
Pengumpulan data dilakukan secara daring melalui media sosial dan grup WhatsApp selama 14 hari, yakni sejak 22 April hingga 5 Mei 2020.
Fanie menuturkan dari 1.524 partisipan yang telah dianalisa didapatkan kesimpulan:
- 79% responden mengonsumsi jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama wabah covid-19,
- 55,7% responden jadi lebih sering minum jamu setelah terjadi wabah covid-19
- 78,5% responden menyarankan orang lain, yaitu keluarga dan temannya untuk minum jamu guna mencegah covid-19.
“Sebagian besar masyarakat memang lebih sering minum jamu setelah terjadi covid-19, tapi mereka tidak menambah jenis jamu yang diminum. Mereka juga punya itikad yang baik untuk menyarankan orang lain untuk minum jamu selama wabah covid-19,” ujar Fanie dalam webinar Diseminasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Senin (20/7).
Dari 75 jenis tanaman jamu yang diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh, responden paling banyak mengonsumsi:
- Jahe sebanyak 1.252 orang
- Kunyit sebanyak 1.057 orang
- Serai 969 orang
- Temulawak 754 orang
- Kayu manis 647 orang.
Selain itu, sebagian besar responden, yakni 966 orang mengaku mengonsumsi jamu buatan sendiri.
Baca juga: Thermal Gun Bisa Merusak Otak, Yurianto: Tidak Benar!
Namun, menurut Fanie, tingginya antusiasme masyarakat dalam mengonsumsi jamu, khususnya selama pandemi covid-19 perlu dibarengi dengan edukasi dan promosi yang memadai.
"Ada 64,5 persen responden memiliki pengetahuan yang sedang terhadap jamu, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang jamu jumlahnya lebih tinggi, yakni 20,1 persen. Lalu, responden yang pengetahuannya mumpuni hanya 15,4 persen," lanjutnya.
Fanie mengungkapkan masih banyak orang yang tidak mengetahui bahwa jamu memiliki efek samping. Di samping itu, masih banyak juga yang beranggapan bahwa semakin sering mengonsumsi jamu dapat membuat daya tahan tubuh semakin kuat untuk mencegah covid-19. Padahal, mengonsumsi jamu juga memiliki efek samping, sehingga tidak boleh dikonsumsi berlebihan.
“Masyarakat masih perlu kita berikan edukasi bahwa penggunaan jamu mempunyai aturan pakai. Walaupun jamu berasal dari bahan alam, bukan berarti jamu tidak memiliki efek samping sama sekali," jelas Fanie.
Jamu, imbuhnya, harus digunakan secara tepat aturan, tepat takaran, tepat bahan. "Jangan sampai salah jenis bahan baku, sehingga tidak memberikan efek bahkan memberikan efek sebaliknya,” pungkasnya. (OL-14)
Kasus penyakit autoimun mengalami peningkatan setelah pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berusaha melakukan antisipasi terkait lonjakan kasus Covid-19 yang kembali muncul di Jawa Barat.
Namun, pascapandemi kondisi perkembangan angka kemiskinan secara bertahap terus membaik.
Melalui Dinas Kesehatan, Kota Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warganya.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
Menyusuri kawasan M Bloc Space, Jakarta Selatan, yang kini mendenyutkan kehidupan kaum urban, kita akan menemukan Suwe Ora Jamu di antara jajaran kafe di sana.
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Inggrid Tania, menekankan pentingnya pemahaman yang baik dalam mengonsumsi jamu dan herbal.
Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, menggarisbawahi pentingnya budaya jamu dalam menjaga kesehatan dan kebugaran masyarakat Indonesia.
Belum banyak orang yang mengonsumsi jamu, salah satunya karena belum terbiasa dengan rasanya yang pahit
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
PENELITI Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOT) BRIN Suharmiati mengungkapkan khasiat ramuan tradisional Madura baik untuk kesehatan perempuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved