Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan dan mendeskripsikan kecoak laut raksasa atau jenis baru krustasea (udang-udangan) Bathynomus raksasa yang pertama dari laut Indonesia.
"Penemuan jenis baru merupakan capaian besar seorang taksonomis apalagi jenis spektakuler dari sisi ukuran bahkan ekosistem di mana jenis tersebut ditemukan," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi dalam keterangan tertulis, Selasa (14/7) malam.
Binatang laut itu ditemukan di Selat Sunda dan selatan Pulau Jawa pada kedalaman 957-1.259 meter di bawah permukaan laut.
Baca juga: Mewaspadai Ancaman Wabah Zoonosis
Spesimennya dikoleksi pada kegiatan ekspedisi South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) yang merupakan ekspedisi LIPI bersama
National University of Singapore dengan koordinator penelitian Dwi Listyo Rahayu dan Peter Ng pada 2018.
Penemuan jenis baru Bathynomus raksasa ini telah dipublikasikan pada jurnal ZooKeys pada 8 Juli 2020.
Penemuan jenis baru Bathynomus raksasa itu dinilai menjadi capaian penting keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu taksonomi yang relatif sepi peminat.
Cahyo menuturkan penemuan jenis baru tersebut menunjukkan betapa besar potensi keanekaragaman hayati Indonesia yang belum terungkap.
"Masa depan pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia berkejaran dengan laju kepunahan jenis dan mungkin juga taksonom sebagai garda terdepan," tuturnya.
Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Conni Margaretha Sidabalok menuturkan pemilihan istilah raksasa sebagai nama jenis mengacu pada ukuran tubuh yang masuk dalam kategori besar (giant) dan sangat besar (super giant) yang dapat mencapai ukuran di atas 15 centimeter di usia dewasa.
"Ukurannya memang sangat besar dan menduduki posisi kedua terbesar dari genus Bathynomus," ujarnya.
Conni mengatakan beberapa penelitian terdahulu telah menemukan lima jenis Bathynomus berkategori super giant di Samudera Hindia dan Pasifik.
"Penemuan Bathynomus pertama dari laut dalam Indonesia ini sangat penting bagi riset taksonomi krustasea laut dalam, mengingat langkanya riset sejenis di Indonesia," tuturnya.
Bathynomus merupakan salah satu ikon krustasea laut dalam dengan ukuran relatif besar dan tampilan keseluruhan yang khas.
Bathynomus memiliki tubuh pipih dan keras, walaupun tidak memiliki karapaks atau cangkang keras yang melindungi organ dalam pada tubuh krustasea. Matanya berukuran besar, pipih, dan memiliki jarak cukup lebar di antara keduanya.
Organ di bagian kepala adalah sepasang antena panjang, sepasang antena pendek di ujung kepala, serta mulut dan anggota tubuh yang bermodifikasi untuk alat makan di segmen bagian bawah kepala. Bathynomus memiliki tujuh pasang kaki jalan dan lima pasang kaki renang.
Identifikasi Bathynomus raksasa dilakukan dari holotype jantan berukuran 363 milimeter dan paratype betina berukuran 298 milimeter.
"Secara umum, Bathynomus raksasa paling mirip dengan Bathynomus giganteus dan Bathynomus lowryi dalam rentang ukuran dan karakter di bagian ekor atau pleotelson," ujar Conni.
Conni mengatakan perbedaan dengan dua jenis tersebut terdapat pada karakter antena, organ ujung kepala, tekstur permukaan, duri ekor dan
beberapa karakter lain.
Conni menjelaskan ekspedisi SJADES juga memperoleh empat spesimen Bathynomus pradewasa dan muda dari perairan Selat Sunda dan selatan Jawa.
"Spesimen tersebut tidak dapat kami identifikasi ke tingkat jenis, karena karakter diagnostik jenis biasanya belum berkembang pada tahap pradewasa atau lebih muda. Tetapi yang pasti spesimen ini bukan Bathynomus raksasa karena adanya perbedaan bentuk ekor, ekor samping dan duri ekor," tutur Conni. (OL-1)
Undur-undur laut, atau dikenal juga sebagai mole crab, merupakan krustasea kecil penghuni pantai berpasir.
Ocean Census, proyek global untuk mendokumentasikan kehidupan laut, mengumumkan penemuan 866 spesies baru dalam ekspedisi bawah laut di berbagai wilayah dunia.
PENELITIAN yang diterbitkan di Scientific Reports menggambarkan spesies keluarga tyrannosaurid baru yang diperkirakan kerabat terdekat yang diketahui dari Tyrannosaurus rex (T-rex).
SEBANYAK 23 spesies baru anggrek ditemukan di wilayah Papua Barat. Selain itu juga ditemukan kembali atau rediscovery lima spesies anggrek lama.
Spesies baru ini diberi nama Primula medogensis, diambil dari nama daerah tempat ditemukannya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, Indonesia merupakan tempat 17% satwa liar dengan 1000 spesies yang berbeda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved