Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pola Pengendalian Covid-19 Perlu Dievaluasi

Mediaindonesia.com
06/7/2020 17:47
Pola Pengendalian Covid-19 Perlu Dievaluasi
Ilustrasi(AFP)

PEMERINTAH perlu mengevaluasi pola penanganan dan pengendalian Covid-19. Pasalnya, prediksi terkait penyebaran Covid-19 yang diungkapkan di awal wabah meleset dari perkiraan. Hasil evaluasi dapat menjadi pegangan dalam membuat strategi baru untuk mengendalikan sebaran virus korona di Tanah Air.

"Yang kita perlukan saat ini adalah langkah sistematis  mengendalikan penyebaran Covid-19, sebelum vaksin korona ditemukan dan bisa diaplikasikan. Prediksi puncak penyebaran Covid-19 yang meleset, menunjukkan perlunya strategi baru guna menyikapi kondisi di luar prediksi ini,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/7).

Pada awal April, Kepala Gugus Tugas Percepatan dan Pengendalian Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan prediksi berdasarkan kajian Badan Intelijen Negara (BIN) bahwa puncak kasus positif Covid-19 akan terjadi pada akhir Juni atau Juli.

Prediksi puncak kasus pada akhir Juni 2020, menurut Rerie sapaan akrab Lestari meleset. Hingga saat ini jumlah kasus positif Covid-19 secara nasional terus meningkat. Pada 5 Juli 2020 tercatat 63.749 kasus positif Covid-19.

Sejumlah provinsi yang sudah melonggarkan PSBB, sambung Rerie, juga mulai mencatatkan peningkatan kasus positif Covid-19. Di Jawa Barat, misalnya, wilayah yang semula berstatus biru mulai menguning karena ada penularan Covid-19 kembali.

Untuk itu, Lestari meminta segera dilakukan evaluasi agar dapat dirumuskan strategi baru untuk pengendalian penyebaran wabah. “Strategi pengendalian Covid-19 saat ini belum efektif. Di satu sisi diperkuat testing, tracing dan isolasi, di sisi lain diterapkan pelonggaran pembatasan sosial, tanpa diikuti terbentuknya kesadaran kolektif masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi.”

Kerumunan orang terus terjadi di area publik seperti di stasiun kereta api, area bebas kendaraan bermotor, pasar dan mall, pascadilonggarkannya kebijakan PSBB di sejumlah daerah.

"Dengan pola pengendalian seperti saat ini sulit untuk mengendalikan penyebaran. Kesadaran kolektif masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19, mendesak untuk direalisasikan," ujarnya.

Selain itu, tambah Rerie, saat ini perlu segera dievaluasi efektivitas pola penanganan pengendalian Covid-19 di setiap daerah. Tujuannya agar kendala dalam penanggulangan Covid-19 di setiap daerah bisa diketahui dan segera dapat diatasi bersama.

Menurut Rerie, tidak terkendalinya penyebaran Covid-19 akan menimbulkan ketidakpastian. Bukan hanya ketidakpastian di sektor kesehatan, tetapi juga bisa merambah ke sektor ekonomi.

"Jadi kalau kita ingin menggerakkan ekonomi nasional, harus segera merealisasikan peningkatan kesadaran kolektif masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya. (OL-8).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya