Isolasi Secara Mandiri dengan Ketat Cegah Penularan Covid-19

Ferdian Ananda Majni
06/7/2020 07:15
Isolasi Secara Mandiri dengan Ketat Cegah Penularan Covid-19
Warga memberikan bantuan sembako kepada warga Gang Tegalwangi, Desa Sesetan, Bali, yang tengah menjalani isolasi mandiri.(MI/Ruta Suryana)

ADA lebih dari 1.500 penambahan kasus konfirmasi positif covid-19 hingga Minggu (5/7). Hal itu menunjukkan penularan yang masih tinggi di Indonesia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan sebagian dari kasus positif justru tidak menunjukkan gejala yang diindikasikan untuk dirawat di rumah sakit.

Ia menekankan langkah paling tepat menangani kasus tersebut adalah dengan melaksanakan isolasi secara mandiri secara ketat.

“Ini menjadi penting karena kalau ini tidak dilaksanakan dengan baik akan menjadi sumber penularan baru di tengah-tengah masyarakat kita,” kata Yuri saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta.

Baca juga: Ruang Isolasi di RS Tercukupi

Yuri berharap untuk menemukan kasus konfirmasi positif dan melakukan isolasi, baik secara mandiri kepada mereka terkonfirmasi dan tidak ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit, maupun perawatan di rumah sakit.

“Dengan cara seperti ini, kita akan bisa memutuskan dan mengamankan yang bersangkutan agar tidak menjadi sumber penularan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya,” sebutnya

Yuri meminta semua pihak bekerja keras untuk memutus mata rantai penularan covid-19. Pemeritah Pusat dan gugus tugas daerah akan melakukan upaya penelusuran dan pelacakan kontak dari kasus positif yang ditemukan.

Sementara itu, di samping mencegah penularan, upaya penyembuhan juga terus diupayakan gugus tugas nasional dan daerah.

Kasus sembuh berdasarkan data Minggu (5/7) mencatat 886 kasus sehingga total kasus sembuh berada pada angka 29.105. Diakui Yuri angka sembuh secara total berada pada 45,42%.

“Jika, kita melihat rata-rata global, memang masih berada di bawah karena rata-rata global hari ini dilaporkan ada 56,71%,” ujarnya.

Namun, Yurianto mencatat secara keseluruhan ada 11 provinsi sebenarnya yang sudah memiliki angka kesembuhan di atas 75%. Ini berarti pasien penderita covid-19 sudah banyak yang menjadi sembuh.

Sedangkan kasus meninggal, Gugus Tugas Nasional mencatat ada 82 kasus per Minggu (5/7) sehingga total angka menjadi 3.171 orang.

“Kalau kita lihat angka kematian secara nasional, langkah kita berada pada angka 5%. Ini pun juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata dunia yang saat ini mencapai 4,72%,” pungkas Yuri. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya