Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Inovasi Lembaga Pendidikan jadi Solusi Tantangan Perubahan Zaman

Ghani Nurcahyadi
20/6/2020 18:30
 Inovasi Lembaga Pendidikan jadi Solusi Tantangan Perubahan Zaman
(MI/Seno)

PANDEMI Covid-19 membuat hampir seluruh aspek kehidupan mengalami perubahan, baik di sektor pendidikan, ekonomi, maupun budaya. Perubahan itu membutuhkan kreativitas dan inovasi untuk menjawabnya. Lembaga pendidikan diharapkan jadi solusi dalam inovasi tersebut.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia Enggartiasto Lukita dalam seminar virtual (webinar) bertajuk Pendidikan Tinggi dan Iptek: Membangun Kemandirian dan Daya Saing Bangsa, Sabtu (20/6).

Salah satu wujud inovasi kata Mantan Menteri Perdagangan itu ialah pemanfaatan teknologi yang kini semakin dipercepat mengingat banyak negara menerapkan kebijakan tetap di rumah lewat karantina atau lockdown untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Sekarang akibat dari pandemi, kita melakukan percepatan digitialisasi di semua aspek. Saya ingin mengajak tidak bicara teknologi semata, tapi menjadikan teknologi itu sendiri sebagai mindset," kata Enggartiasto.

Dengan begitu, lanjutnya, teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan sekedar mengadaptasinya. Pola pikir itu bisa dibangun lewat interaksi dan atmosfer pendidikan yang kondusif. Sejauh ini, Enggartiasto melihat inovasi sudah muncul di perguruan tinggi lewat produk alat kesehatan.

Ia menegaskan, inovasi tersebut nantinya tidak sebatas menciptakan produk tetapi juga saling mengisi dalam penciptaan sumber daya manusia yang unggul. Di sisi lain, keunggulan di bidang tertentu juga mutlak dihasilkan lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Seperti Intitut Pertanian Bogor menghasilkan SDM unggul di bidang pertanian.

"Dengan adanya keunggulan dalam bidang khusus, maka ada keterkaitan dengan industri. Keterkaitan ini sangat bagus untuk pengembangan ekonomi dan menjadikan daya saing bangsa ini tinggi,” ucap Enggartiasto.

Selain itu, hal lain yang juga harus ditumbuhkan di perguruan tinggi adalah sikap kritis dan kemampuan problem solving. Sebab perguruan tinggi bukan balai latihan yang hanya memasok tenaga kerja. Sebaliknya, ia harus mampu mencetak orang-orang cerdas yang melahirkan temuan-temuan baru, sehingga tidak saja membuka lapangan kerja baru, tapi juga membuat bangsa ini mandiri.

“Karena itu, kita jangan hanya berhenti pada kurikulum dan persoalan 'link and match' dengan industri, melainkan juga membangun lingkungan untuk tumbuhnya kemampuan-kemanpuan seperti complex problem solving, critical thinking, fair judgement dan creativity. Saya ambil perspektif ini karena latar belakang saya pengusaha, terus masuk politik, dan sempat di pemerintahan. Jadi lebih ke kebutuhan nyata di lapangan,” pungkasnya. 

Webinar itu juga dihadiri Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Solehuddin, Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih, Direktur Pendidikan dan Agama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington D.C Popy Rufaidah. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya