Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEPALA Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyatakan pemerintah tidak akan terburu-buru menerapkan kenormalan baru (new normal) melalui relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penentuan relaksasi juga tidak serta-merta dilakukan pemerintah pusat, melainkan atas kesepakatan dengan kepala daerah terkait.
"Pemerintah daerah akan melakukan simulasi untuk sektor strategis. Misalnya di DKI sekarang pada masa transisi sebagai sebuah prakondisi relaksasi agar masyarakat betul-betul siap nanti di masa zona hijau," ungkap Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (9/6). Dalam kesempatan itu, Moeldoko menjelaskan kebijakan pemerintah menuju kenormalan baru pada Rapimnas III Majelis Nasional KAHMI.
Menurut Moeldoko, pemerintah saat ini menyiapkan berbagai kebijakan menuju adaptasi kebiasaan baru sebagai upaya percepatan penanganan covid-19. Tujuannya, agar kehidupan sosial dan ekonomi berangsur-angsur pulih dengan tetap memperhatikan perkembangan di lapangan dan penerapan protokol kesehatan.
"Pemerintah memiliki tiga kebijakan atau strategi utama dalam mengatasi pandemi covid-19 ini. Pertama, dalam konteks kesehatan, pemerintah berusaha maksimal agar tidak terjadi kasus yang terus meningkat. Seluruh masyarakat harus dalam kondisi aman," ujarnya.
Kedua, lanjut Moeldoko, masyarakat harus bisa terpenuhi kebutuhan dasarnha. Untuk itu, pemerintah menetapkan program perluasan bantuan sosial dan jarring pengaman sosial.
Ketiga, ujar Moeldoko, masyarakat harus tetap bisa berusaha. Secara khusus, pemerintah mendukung pengembangan UMKM di masa pandemi dengan memberikan dukungan biaya dari APBN.
Baca juga : Menkominfo Tekankan Tiga Aspek Hadapi Kenormalan Baru
"Bila kita tak memerhatikan sektor ekonomi maka masyarakat akan repot. Untuk itu, prioritas utama pemerintah adalah bagaimana menangani covid-19 di berbagai sektor, tidak hanya kesehatan," kata Moeldoko.
Moeldoko menyebut Presiden Joko Widodo setiap pekan selalu mengevaluasi perkembangan penanganan covid-19 di seluruh wilayah. Hasil dari evaluasi tersebut menjadi dasar pemerintah mengukur penyebaran wabah.
Moeldoko melanjutkan pemerintah juga tengah menyusun berbagai protokol adaptasi kebiasaan baru secara lebih rinci, baik untuk sektor usaha, publik, tempat kerja, lembaga pendidikan atau sekolah, dan tempat ibadah.
"Semua kementerian sudah menyiapkannya dengan baik dan berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan agar sesuai dengan protokol yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO)," ungkap Moeldoko.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga mengimbau protokol kesehatan yang ketat untuk terus diterapkan, sehingga tatanan kenormalan baru akan dapat diterapkan ke semua sektor dan wilayah. Komitmen dari masyarakat dan dunia usaha juga diharapkan terjaga dengan baik agar angka kasus covid-19 tidak meningkat. (OL-7)
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
JAGA Pemilu khawatir pelanggaran dalam pemilihan umum (pemilu) menjadi kebiasaan yang diwajarkan alis ‘new normal’di masa depan.
Konsekuensi daerah yang telah ditetapkan berada di level 1 berarti kegiatan masyarakat bisa dikatakan dapat beroperasi normal dengan kapasitas maksimal 100% di berbagai sektor.
Rumah mengangkat konsep Tropical Modern ramah lingkungan dan didesain untuk menjawab kebutuhan hunian di era new normal.
Kebijakan pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka, diharapkan tidak menimbulkan euforia berlebihan yang berakibat abai terhadap protokol kesehatan yang masih harus diterapkan.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan mobilitas masyarakat terus mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir dan menjadi yang tertinggi selama masa pandemi covid-19.
SAAT ini kita tengah memasuki masa pra kondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi. Secara gradual, pembatasan sosial memang sudah dilonggarkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved