Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pemerintah Terus Berupaya Capai 10 Ribu Tes Spesimen per Hari

Andhika Prasetyo
01/6/2020 09:19
Pemerintah Terus Berupaya Capai 10 Ribu Tes Spesimen per Hari
ilustrasi(Medcom.id)

SELAMA lima hari beruntun, Indonesia berhasil melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 10 ribu spesimen per hari.

Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, pada Minggu (31/5), jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 11.470.

Sehari sebelumnya, pada Sabtu (30/5), sebanyak 11.361 spesimen diperiksa.

Pada Jumat (29/5), pengecekan dilakukan terhadap 10.639 spesimen. Adapun, pada Kamis (28/5) dan Rabu (27/5), spesimen yang diperiksa sebanyak 11.495 dan 14.313.

Capaian tersebut sudah sesuai dengan apa yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo yakni melakukan pemeriksaan minimal 10 ribu spesimen per hari.

Yurianto mengungkapkan, upaya untuk melakukan tes dalam jumlah besar setiap hari memang merupakan hal wajib untuk dilakukan. Dengan harapan, pemerintah bisa mengetahui dan mengendalikan penyebaran virus korona di Tanah Air.

"Tes ini memang harus dijalankan secara masif. Kita berupaya mengejar semua pasien dalam pemantauan (PDP) untuk dites," ujar Yurianto kepada mediaindonesia.com, Senin (1/6).

Baca juga: Pasien Covid-19 di RSD Galang Sebanyak 36 Orang

Ia mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar tes spesimen berasal dari Jawa Timur.

"Ini kan tergantung di mana paling banyak PDP. Sekarang kita bisa lihat pertumbuhan kasus itu paling banyak di Jawa Timur," tuturnya.

Ia berharap, ke depannya, pemeriksaan secara masif dapat terus berlanjut dengan stabil di atas 10 ribu spesimen per hari.

Oleh karena itu, ketersediaan alat tes real time PCR dan tes molekular cepat harus bisa dijamin oleh pemerintah.

Untuk saat ini, ia mengakui bahwa alat-alat pengetesan spesimen itu masih harus didatangkan dari luar negeri.

"Yang sudah bisa kita produksi sendiri itu alat rapid test. PCR masih dari luar negeri," tandasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya