Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

State of the World's Forest 2020: Deforestasi Indonesia Turun

Mediaindonesia.com
23/5/2020 00:31
State of the World's Forest 2020: Deforestasi Indonesia Turun
Menteri LHK Siti Nurbaya saat mengikuti diskusi panel State of the World’s Forests 2020 (SOFO 2020) virtual launch dari Roma, Italia.(Ist)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar mengatakan, konservasi keanekaragaman hayati dilakukan pemerintah Indonesia dengan sukses penurunan laju deforestasi.

Angka deforestasi menurun tajam di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjadi bukti komitmen dalam memenuhi target dan sasaran global yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati hutan. 

“Deforestasi global baru-baru ini menurun hampir 40%, dan Indonesia berkontribusi penting dalam penurunan tersebut. Deforestasi tahunan Indonesia pernah mencapai lebih dari 3,5 juta hektare dalam periode 1996 hingga 2000. Namun deforestasi telah menrun tajam menjadi 0,44 juta dan akan terus turun di masa mendatang," ungkap Siti Nurbaya, pada diskusi panel State of the World’s Forests 2020 (SOFO 2020) virtual launch yang dipusatkan di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, Jum’at, (22/5).

Pertemuan virtual ini dihadiri 492 peserta dari negara-negara anggota FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia). Dalam SOFO 2020 virtual tersebut, turut hadir Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu, Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen, dan delegasi penting negara lainnya.

Pada tingkat ekosistem, kata Menteri Siti, Indonesia memiliki 51 juta hektard kawasan lindung atau lebih dari 28% daratan. Hal tersebut belum termasuk 1,4 juta hektard hutan bernilai konservasi tinggi (HCVF) yang ada di dalam konsesi perkebunan kelapa sawit.

Selain iti, cukup banyak di dalam konsesi hutan tanaman industri atau HTI yang diperkirakan bisa mencapai tidak kurang dari 2 juta hektare.

"KLHK telah bekerja keras melakukan konsolidasi high conservation value kawasan berupa kebijakan kawasan lindung dalam upaya melakukan konektivitas habitat satwa yang terfragmentasi selama ini karena perijinan konsesi," jelas Menteri Siti.

Pada tingkat spesies, Indonesia telah menyusun peta jalan memulihkan populasi 25 spesies target yang terancam punah. Dari 270 lokasi pemantauan, diketahui beberapa populasi spesies meningkat dalam lokasi pemantauan, seperti Jalak Bali, Harimau Sumatra, Badak Jawa, Gajah Sumatra, dan Elang Jawa.

Promosikan bioprospeksi

Pada tingkat genetik, Menurut MenteriLHK, Indonesia telah mempromosikan bioprospeksi (bioprospecting) untuk keamanan dan kesehatan pangan, seperti Candidaspongia untuk anti-kanker, dan gaharu untuk disinfektan, yang produksinya telah ditingkatkan selama pandemi Covod-19.

Terkait capaian penurunan laju deforestasi yang signifikan di Indonesia, Menteri Siti menegaskan bahwa hal tersebut tak lepas dari serangkaian tindakan korektif pemerintah di bawah arahan dan kebijakan Presiden Jokowi.

"Seperti pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melalui perbaikan peringatan dini dan antisipasi, dan mitigasi," papar Siti Nurbaya..

Selain itu, pemerintah Indonesia melalui KLHK melakukan pengelolaan lahan gambut, melalui moratorium izin baru dan pemanfaatan secara tepat lahan gambut, serta pengaturan muka air tanah dengan teknik hidrologi.

Upaya lainnya melalui penegakan hukum terhadap kegiatan ilegal, termasuk penerapan efektif Sistem Jaminan Legalitas Hutan Indonesia yang dikenal sebagai SVLK (Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu). 

Pemerintah juga melakukan moratorium izin baru pengusahaan perkebunan kelapa sawit dan pengembangan koridor satwa di areal konsesi yang merupakan habitat satwa.

Berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan terus dilakukan dengan target mencapai 4 juta hektare selama lima tahun ini. Serta melakukan percepatan Program Perhutanan Sosial seluas 12,7 juta ha lahan hutan.

“Penurunan deforestasi baru-baru ini telah diakui secara internasional. Bahkan bulan depan (Juni 2020), pembayaran pertama di bawah kerja sama bilateral kami dengan Norwegia akan dilakukan dengan nilai US$56 juta,” jelas Menteri Siti.

Sebagai penutup, Menteri Siti mengimbau negara-negara baik secara individu maupun bersama-sama untuk memprioritaskan perlindungan dan pemanfaatan secara lestari keanekaragaman hayati, sejajar dengan pentingnya isu perubahan iklim. 

Agenda SOFO 2020 sekaligus memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional (International Day for Biological Diversity) yang tahun ini mengangkat tema “Solution are in Nature”.

Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu mengatakan bahwa tema yang diangkat relevan dengan situasi di mana kesehatan manusia sangat tergantung dengan kesehatan hutan. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen menyatakan bahwa hubungan antara hutan dan pertanian sangat penting dalam sebuah lanskap. Dalam UN Decade of Ecosystem Restoration, hutan memegang peranan penting untuk menyelamatkan ekosistem yang ada di dunia.

Dalam agenda SOFO 2020 yang dilakukan secara virtual, Menteri LHK Siti Nurbaya didampingi penasihat senior menteri Effransyah, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno, tenaga ahli Menteri KLHK Sri Murniningtyas, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Teguh Rahardja, dan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KSDAE Indra Exploitasia. 

Adapun tema SOFO 2020 adalah Forests, Biodiversity and People. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat terkait dengan memberikan prioritas pembangunan lingkungannya pada isu tersebut. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik