Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

El Nino, Ini Daerah yang Bakal Lebih Kering dari Sebelumnya

Atikah Ishmah Winahyu
25/4/2020 17:45
El Nino, Ini Daerah yang Bakal Lebih Kering dari Sebelumnya
Tomat yang rusak dan daun mengering akibat musim kemarau(MI/M Taufan SP Bustan)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG) memprediksi pada tahun ini Indonesia mengalami El Nino Netral dengan tingkat kekeringan pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan normalnya.

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau yang sama dengan rata-rata atau normalnya.

Namun, ada beberapa daerah yang diprediksi lebih kering dari rata-rata.

"Terdapat sebagain daerah atau sekitar 30% yang diprediksi akan lebih kering dari rata-rata. Jadi yang disampaikan oleh Kepala BMKG adalah perlu kewaspadaan pada daerah yang curah hujannya diprediksi akan lebih kering dari rata-rata," kata Indra saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (25/4).

Baca juga: Kepala BMKG Ingatkan Indonesia Alami El Nino Netral Tahun ini

Adapun wilayah yang perlu diwaspadai akan lebih kering dari normal meliputi Aceh bagian utara, tengah dan selatan, Sumatera Utara bagian selatan, Riau bagian utara, Sumatera Selatan bagian Selatan, Lampung bagian utara dan timur, Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, DIY bagian timur, sebagian Jawa Timur, Bali bagian selatan dan timur, sebagian NTB, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian timur dan selatan, sebagian Kalimantan Selatan bagian selatan, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan selatan.

Baca juga: Kepala BPPT Prediksi Karhutla di Riau Berpeluang Besar Berulang

Musim kemarau di Indonesia dimulai secara bertahap dari April hingga Juli 2020, dan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah diperkirakan terjadi pada Agustus 2020.

"Jika dibandingkan dengan musim kemarau 2019, kondisi kering di musim kemarau tahun ini diprediksi tidak akan sekering tahun lalu," imbuhnya.

Indra menjelaskan, cuaca dan iklim termasuk musim kemarau di Indonesia akan dipengaruhi oleh sejumlah dinamika. Hingga April 2020, pemantauan BMKG terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan kondisi ENSO netral, belum ada indikasi El Nino maupun La Nina. Kondisi netral ini diprediksi akan bertahan hingga Agustus 2020. Walaupun, terdapat peluang meskipun kecil atau sekitar 30%, untuk terjadinya La Nina pada kuartal akhir tahun 2020.

Demikian juga dengan dinamika iklim di Samudera Hindia (Dipole Mode) menunjukkan kondisi netral, dan diprediksi masih netral hingga Mei 2020. Terdapat peluang meskipun kecil, sekitar kurang dari 20 % kemungkinan terjadi Dipole Mode Negatif mulai Juli 2020.

Di samping itu, faktor lain seperti monsun, suhu muka laut perairan Indonesia, dan MJO juga turut memengaruhi cuaca, iklim, termasuk musim kemarau di Indonesia. (X-15



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya