Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan berbagai percepatan perizinan dan fasilitasi di bidang obat dan makanan dalam kondisi darurat pandemi covid-19.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut percepatan perizinan seperti penyediaan obat untuk covid-19 dilakukan dengan skema emergency use authorization (EUA).
"Dengan demikian, akan diberikan waktu yang lebih cepat dengan tetap mempertimbangkan aspek risiko, manfaat, dan tetap mengutamakan keamanan pasien," ungkap Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR melalui videoconference, Rabu (8/4).
"Paling lama adalah 7 hari kerja. Untuk praregistrasi saja sampai per jam bisa kami berikan," jelasnya.
Baca juga: Kemenkes Permudah dan Percepat Izin Produksi Alkes Korona
BPOM, lanjut Penny, terus berkomunikasi dengan otoritas obat internasional supaya percepatan bisa kita lakukan tanpa mengabaikan aspek keamanan.
"Dalam kondisi darurat ini kami perlu melakukan berbagai percepatan dan inovasi," katanya.
Baca juga: Pembiaran Kelangkaan Masker dan APD Termasuk Maladministrasi
Percepatan perizinan pun dilakukan untuk obat tradisional, kosmetik, dan suplemen kesehatan.
"Kita menyadari aspek meningkatkan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci penting yang bisa kita lakukan dalam suasana yang tidak pasti ini," tutur Penny.
Baca juga: Bertambah 12, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Jadi 527
Berbagai percepatan berkaitan dengan hal tersebut juga diberikan BPOM.
"Kemudahan registrasi, dan terutama banyak sekali sekarang masuk berbagai obat herbal yang sudah mendapatkan percepatan izin edar dan terutama untuk clinical trial," kata Penny.
"Ini kita perlu respons dengan cepat. Intinya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kalau itu sudah menunjukkan potensi, kita segera respon dengan cepat sehingga tersedia dan masyarakat umum bisa mengakses dengan mudah," pungkasnya. (X-15)
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved