Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJARAWAN dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Margana memastikan keaslian keris pusaka Pangeran Diponegoro, yang dikembalikan pemerintah Belanda ke Indonesia, pekan ini.
Keaslian keris ini juga diamini Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, yang juga seorang sejarawan,
Keris Kiai Naga Siluman itu merupakan salah satu pusaka Pangeran Diponegoro yang dikeramatkan dan sudah sangat lama dinyatakan hilang.
“Dari ukiran naga siluman Jawa ini, saya berkeyakinan bahwa keris ini ialah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman,” kata Sri Margana, kemarin.
Margana yang juga anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro itu mengatakan Museum Volkenkunde sudah lama mencoba mencari keris Diponegoro yang ada di koleksinya sejak 1984.
Orang pertama yang melakukan upaya ini ialah Pieter Pott, kurator museum, kemudian diikuti Prof Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, lalu Johanna Leifeldt dan Tom Quist.
Dari empat peneliti itu ditemukan ada tiga keris yang diduga milik Pangeran Diponegoro. Pada 2019, Tom Quist sepakat dengan pendapat Johanna Leifeldt bahwa dua keris yang lain yang ditemukan Pieter Pott dan Susan Legense dipastikan bukan keris Diponegoro.
Margana mengatakan kepastian bahwa keris Diponegoro ada di Belanda dibuktikan dari tiga dokumen penting.
Pertama, korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het Department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies antara tanggal 11-15 Januari 1831.
Dalam korespondensi itu disebutkan, Kolonel JB Clerens menawarkan kepada Raja Belanda Willem I sebuah keris dari Diponegoro. Keris itu kemudian disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden (KKVZ). Setelah itu pada tahun 1883, keris ini keserahkan ke Museum Volkenkunde Leiden.
‘’Dokumen kedua ialah kesaksian Sentot Prawirodirjo yang menyebutkan melihat Pangeran Diponegoro menghadiahkan Keris Kiai Naga Siluman kepada Kolonel Clerens.’’
Sentot merupakan panglima perang pada masa Pangeran Dipenogoro.
Dokumen ketiga ialah catatan dari Raden Saleh, pelukis yang pernah tinggal di Belanda dan melukis penangkapan Pangeran Diponegoro. Catatan Raden Saleh ini dituliskan di bagian sisi kanan surat kesaksian Sentot Prawirodirjo.
Dalam catatan itu Raden Saleh yang telah melihat dengan mata kepala sendiri keris itu di Belanda menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu. (AT/X-10)
Melihat sejarah perbankan di Tanah Air cukup mengunjungi Museum Bank Mandiri, di Jakarta. Nuansa jaman kolonialisme masih bisa dirasakan.
peninggalan kerajaan Kutai dalam berbagai bentuk benda bersejarah dan tempat-tempat istimewa yang masih terjaga
Kopi telah menjadi minuman populer di Indonesia, namun sedikit yang mengetahui dibawa Belanda pada 1696, kopi Arabika pertama kali ditanam di Pulau Jawa.
Farm house Lembang, objek wisata berkonsep Eropa dengan banyak wisata edukasi di dalamnya, cocok untuk liburan keluarga bersama si kecil
Penyair ternama Belanda itu selalu mencari rumah tempat segala sesuatu hidup. Dia sudah selesai menulis puisi dan terbang jauh di usia 89 tahun.
Kuasa Heeren 17 sangat tinggi laksana dewa. Kaum aristrokrat ini pernah memonopoli pers di Batavia.
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
senjata tradisional Bali sebagai wujud peninggalan sejarah yang masih dijaga hingga kini, jenis dan fungsinya pun beragam
"Untuk itu kita akan menggiatkan kembali pameran, bursa keris, penerbitan buku, serta melakukan edukasi baik di dalam dan luar negeri,"
Menparekraf Sandiaga Uno berkunjung ke Desa Wisata Keris Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Selasa (24/5/2022). Sandiaga akan mengenalkan keris ke kalangan milenial.
Memasuki Bulan Suro atau 1 Muharram di Tahun Islam sering digunakan para kolektor pusaka atau pegiat budaya untuk melakukan penjamasan atau pencucian benda pusaka milik mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved