Terjadi Lagi, Ini Kronologi dan Proses Evakuasi WNA asal Belanda yang Jatuh di Gunung Rinjani

M Iqbal Al Machmudi
18/7/2025 12:32
Terjadi Lagi, Ini Kronologi dan Proses Evakuasi WNA asal Belanda yang Jatuh di Gunung Rinjani
Proses evakuasi WN Belanda yang jatuh di Gunung Rinjani.(Dok. Metro TV)

TERJADI lagi, setelah wisatawan asing asal Brasil dan Swiss mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, kini pendaki asal Belanda mengalami hal serupa. Warga negara asing (WNA) asal Belanda jatuh di Gunung Rinjani pada Kamis, 17 Juli 2025.

Kronologi yang terjadi pada Kamis, 17 Juli 2025, Pukul 13.08 WITA, Balai TN Gunung Rinjani, Sarah Van Houten, 26, WN Belanda terjatuh di lokasi sekitar 50 meter sebelum jembatan, di jalur pendakian Pelawangan – Danau Segara Anak atau menuju ke arah danau. Korban dilaporkan terjatuh di kedalaman sekitar 20-30 meter.

"Korban yang didampingi oleh 1 orang guide bernama Karman Partu Rengga bersama 2 orang porter dengan jumlah tamu dalam rombongan groupnya sejumlah 4 orang termasuk korban. Berdasarkan Aplikasi eRinjani, korban teregistrasi mulai mendaki pada tanggal 16 Juli 2025 melalui pintu pendakian Sembalun, dengan kode booking ERROYLPQM0JNNM," kata Balai TN Gunung Rinjani Yarman dalam keterangannya, Kamis (17/7).

Penanganan sudah dilakukan, setelah menerima informasi tersebut, melakukan koordinasi dengan tim evakuasi (EMHC). Selanjutnya tim EMHC bersama petugas Taman Nasional Gunung Rinjani segera mempersiapkan dan mengumpulkan peralatan evakuasi serta logistik.

Karena komunikasi yang tidak lancar, petugas Taman Nasional Gunung Rinjani yang standby di Pelawangan kami perintah untuk turun melakukan pemeriksaan ke lokasi korban terjatuh dengan membawa peralatan yang tersedia di Shelter Emergency.

"Pukul 14.00 WITA, kami mendapatkan kontak dengan guide dan menginformasikan bahwa tamunya diperkirakan mengalami patah di bagian leher," ujarnya.

Proses Evakuasi

Kemudian pada pukul 14.21 WITA, petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani telah tiba di lokasi dan langsung melaporkan kondisi korban dan melaporkan kondisi korban dan cuaca. Petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengirimkan video kondisi korban.

Tim medis EMHC dan petugas Taman Nasional Gunung Rinjani berdasarkan analisa video dan dokumentasi lainnya bahwa korban mengalami patah leher, pendarahan di kepala namun dalam kondisi sadar, namun sangat beresiko untuk dilakukan evakuasi manual/darat.

Pukul 14.56 WITA, melakukan koordinasi dengan SGI Air Bali yang menyediakan layanan helicopter serta koordinasi dengan tim medis Nusa Medica.

Pukul 15.44 WITA, helicopter take off menuju lokasi korban dan mendapatkan informasi dari operator SGI Air Bali bahwa di helikopter sudah ada dokter medis yang ikut mendampingi.

Meminta petugas Taman Nasional Gunung Rinjani yang berada di lokasi korban terjatuh, berdasarkan arahan menyiapkan lokasi pendaratan helikopter. Pukul 16.42 WITA, helikopter berhasil mendarat pada lokasi yang telah disiapkan, dan dokter langsung melakukan perawatan dan penanganan pertama pada korban.

"Setelah itu, pukul 16.54 WITA, helikopter terbang membawa korban menuju Denpasar, pendamping dokter dan rekan korban.
Pukul 17.30 WITA, helikopter sudah landing hanggar SGI Air Bali selanjutnya korban dibawa ke RS. BIMC Kuta Bali," ungkapnya.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengapresiasi kolaborasi sigap seluruh tim  dari Basarnas, TNI/Polri, EMHC, Rinjani Squad, Masyarakat Mitra Polhut, SGI Air Bali, Nusa Medica, dan para relawan bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya