Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
MEMASUKI Bulan Suro atau 1 Muharram di Tahun Islam sering digunakan para kolektor pusaka atau pegiat budaya untuk melakukan penjamasan atau pencucian benda pusaka milik mereka. Jamas pusaka ini juga sebagai refleksi membersihkan diri dari dosa-dosa yang dilakukan setiap individu manusia.
Kegiatan penjamasan benda pusaka ini juga rutin dilakukan Muhammad Wildan,52,setiap bulan Suro. Pegiat seni budaya yang juga cucu abdi dalem Keraton Yogyakarta ini memiliki sekitar 40-an benda pusaka, mulai keris, tombak hingga pedang.
Koleksi kerisnya seperti Jalak Budho, Megantoro, Sengkelat, Jalak, Sangu Tumpeng, Bethok Tuban, Dapur Sepang dan lain-lain. Bahkan ada senjata Katga yang konon ada sebelum kerajaan-kerajaan besar di Indonesia muncul.
Baca juga: Penjamasan Makam Amangkurat I di Tegal Digelar Sederhana
Senjata Katga ini berlapiskan emas pada gagangnya. Namun lapisan emas tersebut juga sudah terlihat mengelupas atau rontok karena dimakan usia.
Demikian pula pada bilah senjata banyak yang keropos atau rompak bagian pinggirnya. Senjata tersebut pernah ditaksir kolektor, harganya sekitar Rp100 juta.
Baca juga: Golok Banten, Pusaka Andalan sejak Zaman Dahulu
"Senjata Katga ini pernah diteliti Badan Tenaga Atom Nasional, usianya diperkirakan dibuat tahun 280 Masehi. Artinya senjata ini berusia 1.700 an tahun," kata Wildan, Selasa (18/7).
Selain keris juga ada pedang Suduk Maru serta sejumlah senjata tombak. Seperti tombak Dapur Plered, Banyak Angrem dan Panggang Lele.
Di rumahnya di Perumahan Gebang Raya Sidoarjo tersebut, Wildan menjadikannya seperti museum untuk koleksi pusakanya. Sebab koleksi pusaka miliknya, rata-rata peninggalan Kerajaan Mataram atau Majapahit.
Wildan biasanya mencuci dengan aneka bunga seperti Melati, Mawar dan Kenanga. Airnya pun dia ambil khusus dari lokasi makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik. Selain itu dia menggunakan jeruk nipis untuk menghilangkan karat di pusaka.
“Kalau menggunakan jeruk nipis, saya hanya usap pelan tanpa perlu ditekan. Bisa juga menggunakan buah mengkudu," kata Wildan.
Bagi Wildan, ritual jamasan pusaka ini merupakan tradisi yang dilakukan di bulan Suro atau 1 Muharram Tahun Islam. Kegiatan ini bentuk nguri-nguri budaya bangsa, sekaligus refleksi diri atau upaya pembersihan dosa pada setiap pribadi manusia.
Jamasan sendiri memiliki arti memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara. Ini juga wujud syukur atau terima kasih, dan menghargai peninggalan seni budaya yang adiluhung para generasi pendahulu, kepada para generasi selanjutnya.
Para penggiat seni budaya seperti Wildan ini berharap, anak cucu dan cicitnya kelak akan terus melestarikan peninggalan leluhur ini. Wildan sendiri sudah mulai mengoleksi pusaka tahun 1990 saat masih kuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. (Z-10)
Cara Mengenali Kearifan Lokal Dunia. Gali kekayaan budaya! Pelajari cara mengenali kearifan lokal dunia, dari tradisi unik hingga pengetahuan mendalam. Temukan warisan berharga!
Indonesia, negara kepulauan dengan 17.508 pulau, kaya akan keberagaman suku, budaya, agama, hingga adat istiadat.
UNESCO secara resmi menetapkan kebaya sebagai warisan budaya takbenda dunia pada Senin (4/12) dalam sidang di Paraguay.
Rencana pemasangan chattra atau payung mahkota di stupa induk Candi Borobudur harus mengikuti aturan yang berlaku.
Pengakuan UNESCO dengan penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) pada tahun 2019 memberikan legitimasi untuk menjaga dan merawat warisan budaya ini.
Indonesia menerima dua inskripsi UNESCO sekaligus untuk sektor kebudayaan, yakni Sumbu Filosofis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya, serta Budaya Sehat Jamu.
Fadli menyatakan dengan adanya momen khusus ini, pemuda Indonesia akan bisa lebih memahami keris yang merupakan bagian dari budaya Indonesia.
Pameran dan Bursa Tosan Aji (keris) bertajuk Nggugah Pusaka Bumi Pepali digelar dalam rangka Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan.
"Iya (ngulik soal keris) dikasih liat, dikasih pegang, dikasih tau bagaimana pegangnya dan etika ketika mencabut keris dari sarungnya seperti apa,"
senjata tradisional Bali sebagai wujud peninggalan sejarah yang masih dijaga hingga kini, jenis dan fungsinya pun beragam
RITUAL penjamasan keris peninggalan Sunan Kudus beserta dua tombak masih dilestarikan, setelah melewati hari Tasrikh.
MAHASISWA Universitas Indonesia tergabung dalam Supermileage Vehicle Team HORE UI juara pertama, kategori prototipe untuk kelas mesin pembakaran dalam gasoline di KMHNE 2021.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved