TERLIHAT 188 awak kapal pesiar MV World Dream berbaris dengan rapi di geladak kapal KRI dr Soeharso, kemarin. Mereka dengan sabar menjalani prosedur pemindaian sambil mengenakan masker di mulut. Itu amanat WHO demi mengantisipasi penyebaran virus korona baru atau covid-19.
Sebelum kemudian lepas jangkar di perairan internasional di dekat Pulau Bintan, Kepulauan Riau, kapal itu sempat ditolak berlabuh oleh berbagai negara. Penyebabnya, salah satu penumpang World Dream terbukti positif terjangkit covid-19.
Ketika pemindaian berlangsung, awak kapal yang terdiri atas 16 perempuan dan 172 laki-laki itu disemprot dengan cairan disinfektan khusus. Petugas penyemprot mengenakan pakaian serta alat pelindung diri berwarna kuning dan putih.
"Kegiatan ini untuk membantu WNI ABK MV World Dream. Selanjutnya dibawa dengan KRI dr Soeharso menuju Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu," kata Kepala Dinas Penerangan TNI-AL, Laksamana Pertama M Zaenal, saat diwawancara Metro TV di Selat Durian, Kepulauan Riau, kemarin. Diperkirakan, kapal itu tiba di Sebaru pada Jumat (28/2).
KRI dr Soeharso ialah kapal bantu rumah sakit yang dipilih karena memiliki ruang rawat inap, unit gawat darurat, 3 kamar operasi, ruang laboratorium, dan 2 ruang farmasi. Ruang isolasi di dalamnya juga bisa digunakan untuk kegiatan perawatan intensif.
Komandan Guskamla Koarmada I Laksamana Pertama Yayan Sofyan mengatakan, sekalipun ke-188 ABK itu sebelumnya sudah dinyatakan negatif covid-19, proses pemindaian tetap harus dilakukan agar sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) protokol medis.
Ia juga mengapresiasi proses transfer personel dalam dua sortie. "Proses evakuasi berjalan dengan baik dan lancar. Cuaca juga bagus," tuturnya.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono, mengatakan observasi di Pulau Sebaru memiliki konsep hampir sama dengan yang dilakukan di Natuna.
"Hanya tempatnya yang beda dan kali ini lebih melibatkan kapal TNI-AL," ungkapnya. (Ant/berbagai sumber/X-11)