Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
SAAT ini kebutuhan energi listrik merupakan keniscayaan bagi semua lapisan masyarakat, tak terkecuali warga di daerah terpencil. Namun, pemasangan jaringan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih sulit diandalkan.
Melihat realitas itu, peneliti dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anjar Susatyo, membuat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas di bawah 5 Kw yang dinamakan pico hydro.
Pico hydro berfungsi mengubah potensial air menjadi energi listrik, tercetus dari pengalaman survei dan pemasangan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) di beberapa lokasi yang aksesnya sangat sulit dijangkau. Anjar kemudian berinisiatif membuat pembangkit listrik yang mudah dibawa dan dipasang di mana saja. Dia menghabiskan waktu sekitar 10 bulan untuk melakukan penelitian guna mengembangkan produk ini.
"Jadi saya punya ide bagaimana membuat turbin yang ringan, tapi kuat, mudah pemasangannya, dan potensi untuk aplikasi banyak. Ide seperti beli pompa pasang sendiri bisa, ditenteng untuk dibawa gampang, dipasang oleh orang awam pun bisa. Maka, saya buat turbin tipe propeller pico hydro ini," kata Anjar kepada Media Indonesia.
Pico hydro terbuat dari bahan polyvinyl chloride (PVC), menggunakan generator DC 12-36 volt, dan berkapasitas 250 Kw. Berat satu unit pico hydro hanya mencapai 17 kg dengan peralatan tambahan pipa PVC 6 inci, kabel, dan lampu yang mudah ditemukan di pasaran. Hasilnya, alat ini sangat mudah diaplikasikan di lokasi yang sulit dijangkau.
Cara kerjanya yakni sejumlah air pada ketinggian tertentu dilewatkan pada sebuah pipa masuk ke turbin hingga menggerakkan sudu turbin. Lantas diteruskan pada suatu poros untuk menggerakkan generator sehingga timbul energi listrik.
"Turbin ini butuh sumber air 25-30 lt/s dan tinggi 75 cm sampai 1,7 m, sudah bisa mendapatkan listrik 75-250 watt. Kapasitas ini cukup untuk memenuhi penerangan hingga tiga rumah," jelasnya.
Anjar mengungkapkan, pembangkit listrik ini telah diuji di laboratorium hycom Cimahi, uji lapangan di Kalimantan Selatan, dan di laboratorium minihidro PLN Cipayung, Bogor. Saat ini, produk pico hydro sudah siap dikomersialkan karena sudah terdaftar hak patennya.
Dia pun berharap, pico hydro dapat segera dikomersialkam untuk masyarakat karena tidak sedikit warga, khususnya yang bermukim di pedalaman, yang membutuhkan alat ini untuk mengalirkan listrik di daerahnya. "Tahun ini (rencana dikomersialkan), baru mengurus administrasi untuk lisensinya," tutupnya.(Aiw/H-1)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved