Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indinesia (LIPI) menemukan 10 taksa baru burung dari Sulawesi dan Maluku.
Kesepuluh taksa baru tersebut terdiri dari lima jenis baru dan lima anak jenis baru yaitu Rhipidura habibiei, Locustella portenta, Myzomela wahe, Phyllocopus suara merdu, Phylloscopus emilsalimi, Phyllergates cuculatus sulanus, Phyllergates cucullats relictus, Cyornis omissus omississimus, Turdus poliocephalus sukahujan, dan Ficedula hyperythra betinabiru.
Penemuan ini didapatkan dalam kegiatan survei selama enam minggu di Propinsi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara pada akhir 2013 hingga awal 2014 lalu yang merupakan hasil kerja sama antara Pusat Penelitian Biologi LIPI dengan National University of Singapore, Singapura.
Lokasi survei meliputi Pulau Peleng di Kepulauan Banggai dan Pulau Batudaka di Kepulauan Togean (Sulawesi Tengah) serta Pulau Taliabu di Kepulauan Sula (Maluku Utara).
Baca juga: Kebijakan Kawasan Hutan Hambat Reforma Agraria
Hasil penemuan ini telah ditulis bersama oleh Rheindt FE, Prawiradilaga DM, Ashari H, Suparno, Gwee CY, Lee GWX, Wu MY dan Ng NSR serta dipublikasikan dalam Jurnal Science Vol 367, Issue 6474, pp. 167-170 pada 9 Januari 2020.
Profesor Riset bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Dewi Malia Prawiradilaga menjelaskan banyaknya taksa burung baru yang ditemukan dari satu kali ekspedisi ini merupakan prestasi luar biasa dan sangat langka.
“Baru terjadi lagi setelah lebih dari 100 tahun lalu pascaekspedisi yang dilakukan Alfred R Wallace,” ujar Dewi dalam pernyataan resmi, Selasa (14/1).
Menurut Dewi, kondisi alam yaitu adanya laut dalam di sekitar pulau-pulau tersebut mendukung terjadinya proses pembentukan jenis atau dikenal dengan spesiasi.
Dari kesepuluh taksa baru tadi, dua nama jenis dari lima jenis burung baru dianugerahkan kepada mendiang Presiden ketiga RI BJ Habibie serta tokoh cendekiawan Indonesia Emil Salim.
“Hal ini merupakan bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa kedua tokoh penting tersebut yang sangat peduli terhadap lingkungan dan sangat perhatian terhadap masa depan bangsa,” tuturnya.
Dewi berharap nama besar kedua tokoh tersebut tetap abadi untuk menjamin kelestarian dan keberadaan kedua jenis burung ini di alam.
“Kelestarian burung di alam menjadi warisan yang bernilai tidak terhingga bagi generasi penerus bangsa," tutupnya. (OL-2)
TIM ahli biologi dan taksonomi internasional menemukan spesies baru genus lutung Trachypithecus yang hidup di hutan Myanmar, belum lama ini.
Spesies baru itu berasal dari Genus Gastrotheca yang biasa ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
Spesies itu termasuk dalam keluarga Pristimantis sira yang tinggal di hutan pegunungan dengan ketinggian antara 1.550 dan 2.200 di atas permukaan laut.
Spesies baru ini diberi nama Primula medogensis, diambil dari nama daerah tempat ditemukannya.
TIONGKOK menemukan fosil tulang dinosaurus yang berasal dari 90 juta tahun silam pada Zaman Kapur, yang diyakini sebagai spesies baru yang kemudian dinamai Gandititan cavocaudatus.
Temuan jenis baru hewan memberi angin segar di tengah krisis keanekaragaman hayati
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved