Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tekan Curah Hujan Jabodetabek, BPPT Semai 3.200 Kg Garam

Tri Subarkah
07/1/2020 15:52
Tekan Curah Hujan Jabodetabek, BPPT Semai 3.200 Kg Garam
Proses memasukan garam (NaCl) ke dalam pesawan CN 295 untuk modifikasi cuaca di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Selasa (7/1).(MI/Tri Subarkah)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan yang masuk ke wilayah Jabodetabek pada Selasa (7/1). Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan bersama BMKG dan TNI AU.

Menurut Koordinator Lapangan BPPT, Faisal Sunarto, TMC yang dilakukan menggunakan garam (NaCl) yang disemai. TMC disebut mampu menurunkan intensitas curah hujan di kawasan Jabodetabek.

"Setelah disemai, proses menuju hujannya sekitar 1-6 jam," kata Faisal saat temui di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Selasa (7/1).

TMC menggunakan dua pesawat milik TNI AU, yakni CN 295 dari Skuadron Udara 2 Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma dan Casa 212 dari Skuadron Udara 4 Pangkalan TNI AU Abdurahman Saleh.

Kadispen TNI AU Marsma Fajar Adrianto menyebut pesawat CN 295 sanggup mengangkut 2,4 ton garam. Sementara, pesawat Casa mengangkut 800 kg garam. Garam yang dibawa oleh pesawat CN 295 disimpan dalam wadah console dengan total delapan tabung. Sedangkan di pesawat Casa menggunakan teknik semi manual.

"Hari ini rencananya empat kali penerbangan. CN dua kali, Casa dua kali. CN untuk kedua dan Casa yang kedua jam 14.00," terang Fajar.

Baca juga: BNPB Siapkan 6,4 Ton Garam untuk Halau Awan

Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Nanda Al Fuadi menyebut pergerakan angin ke arah timur pada hari ini relatif lebih kencang dibanding kemarin. Pihaknya mengantisipsi pembentukan awan dari arah Cilegon yang akan masuk ke wilayah Jabodetabek.

"Jadi misalkan dari Cilegon ke Jakarta, kemarin butuh waktu 2-3 jam. Untuk hari ini bisa 1,5 jam, 1 jam. Nah ini yang memang perlu dipertimbangkan kaena gerak awan ini kan berpengaruh pada turun hujannya di mana," terang Nanda.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya