Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa ada sejumlah daerah yang awal musim hujannya terlambat.
Kepala Subdirektorat Prediksi Cuaca BMKG M. Fadli memaparkan wilayah di atas garis ekuator atau khatulistiwa, sudah cukup banyak mendapatkan curah hujan. Sementara daerah-daerah di bagian bawah ekuator akan mengalami keterlambatan awal musim hujan seperti Provinsi Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga November 2019.
"Ada hujan lokal tapi intensitasnya ringan. Potensi kekeringan ini harus diantisipasi apabila daerahnya hutan masih waspada terjadi kebakaran," terangnya dalam acara menghadiri diskusi fokus grup terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan di Graha Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), di Jakarta, Selasa (8/10).
Hadir dalam acara itu perwakilan kepala daerah yang terdampak karhutla, perwakilan TNI, Polri, perusahaan di bidang perkebunan, media dan ditutup oleh Kepala BNPB Doni Munardo.
Ia menerangkan keterlambatan yang dimaksud adalah awal musim akan mundur sepuluh hingga 30 hari. Awal musim hujan, imbuhnya, ketika curah hujan di daerah tersebut sudah di atas 50 milimeter per hari.
Menurut BMKG, kemarau di Indonesia tahun ini tidak terlalu dipengaruhi El Nino. El Nino ialah kondisi memanasnya suhu air di di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Naiknya suhu itu mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan di atasnya. Saat kondisi normal, hujan banyak turun di Australia dan Indonesia. Ketika terjadi El Nino, curah hujan berkurang.
Fadli menjelaskan kemarau lebih panjang di sejumlah wilayah juga di antaranya dipengaruhi oleh rendahnya penguapan di Samudera Hindia sehigga ada daerah yang mengalami hari tanpa hujan hingga 3 bulan.
Baca juga: BMKG : Lebih dari 100 Gempa Dirasakan Pascagempa Maluku
Untuk proyeksi cuaca dan iklim pada 2020, BMKG mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi bencana yang terjadi. Pasalnya dari prakiraaan, musim kemarau periode 2020-2030 di Indonesia akan lebih kering jika dibandingkan periode 2006-2016.
"Musim kemarau akan lebih kering sekitar 20% rata-rata nasional," terangnya.
Untuk musim hujan 2020, ia meminta masyarakat waspada terhadap potensi bencana hidrometrologi seperti banjir dan longsor. BMKG memproyeksikan jumlah curah hujannya tidak berubah dari 2019, tetapi dari intensitas, ada hari hujan lebatnya lebih banyak.
"Ada periode lebih kering dan ada periode hujan lebih besar. Ini harus diwaspadai potensi bencananya," pungkasnya. (A-4)
BMKG rilis prakiraan cuaca 3 Agustus 2025, peringatkan cuaca ekstrem, hujan lebat di Jawa, Sulawesi, dan gelombang tinggi di Samudera Hindia. Cek detailnya!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca, periode Sabtu 2 Agustus 2025.
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi disertai kilat/petir serta angin kencang.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Jumat 1 AGustus 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia pada Kamis, 31 Juli 2025.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved