Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Forum Rektor Minta Semua Pihak Menahan Diri

Nur Aivanni
04/10/2019 08:10
Forum Rektor Minta Semua Pihak Menahan Diri
Ketua Forum Rektor Indonesia Yos Johan Utama.(Dok. BTN)

FORUM Rektor Indonesia (FRI) mengajak semua pihak untuk menahan diri agar situasi bangsa tetap kondusif.

"Forum rektor ingin memberikan peran serta. Kami memberikan satu pernyataan, tidak hanya untuk Presiden, tapi untuk semuanya, ayo jaga kondusivitas," kata Ketua Forum Rektor Indonesia Yos Johan Utama kepada wartawan setelah 25 rektor bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Hadir antara lain Rektor Universitas Hasanudin Prof Dr Dwia Aries Tina, Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah, serta Rektor IPB Dr Arif Satria.

Yos Johan Utama menyampaikan hal itu setelah terjadi situasi beberapa waktu terakhir, yakni masyarakat menolak sejumlah RUU yang berpolemik yang dibahas di DPR, utamanya RKUHP.

"Mari kita saling menahan diri untuk memberikan suasana kondusif dari bangsa ini. Berikutnya juga membuka ruang-ruang dialog. Perlu juga ada peningkatan sosialisasi untuk beberapa RUU yang jadi polemik. Saya yakin sekarang sudah ada sosialisasi, tapi harusnya ditingkatkan lagi yang lebih masif," katanya.

Menurut Yos, sejumlah rektor telah mengadakan sosialisasi secara mandiri terkait RKUHP. Mereka mengundang para perancang KUHP untuk memberikan penjelasan yang komprehensif.

"Banyak kejadian akibat kekurangpahaman atau informasi yang minim sehingga kita menempatkan mahasiswa itu setuju karena paham, tidak setuju karena paham. Jangan setuju atau tidak setuju karena tidak paham," terangnya.

Namun, ia enggan menanggapi lebih lanjut apakah mahasiswa yang berunjuk rasa beberapa waktu lalu akibat mahasiswa tidak paham.

"Itu saya tidak bisa cek satu per satu, tapi kami ingin memberikan sosialisasi, jangan mereka melihat dari medsos, yang sudah dipotong-potong," ucapnya.

Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu juga mengusulkan dibukanya ruang dialog konstruktif.  Selain itu, Yos juga mengimbau mahasiswa untuk melihat RUU secara keseluruhan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan FRI, Sutarto Hadi, telah mengimbau semua pihak yang berbeda pandangan untuk mengedepankan dialog sebagai wujud penyampaian aspirasi secara demokratis. "Konflik yang terjadi saat ini harus segera diakhiri karena dikhawatirkan menimbulkan keresahan serta mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya di Banjarmasin, Rabu (2/10).

Sumber: Tim Riset MI

 

Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan para rektor telah menyerahkan surat pernyataan komitmen untuk menghindari konflik dalam situasi yang kurang kondusif seperti saat ini.

"Bagaimana semua pihak, termasuk pemerintah, untuk bisa menahan diri, untuk tidak melakukan ujaran kebencian yang agitatif, bahkan ke anarkistis jangan sampai terjadi, itu janji forum rektor," ujar Nasir.

Selain itu, tambahnya, Forum Rektor berkomitmen untuk mendorong semua hasil produk hukum yang akan dihasilkan seperti undang-undang agar disosialisasikan lebih luas lagi.

 

Masalah unjuk rasa

Terkait unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa belakangan ini, Menristek Dikti menyatakan bahwa unjuk rasa tidak dilarang karena merupakan hak warga negara. Hanya ia meminta pihak kampus untuk berdialog bersama mahasiswa.

"Apa yang didemokan, mari kita bicarakan di kampus. Ada jalur dan pendekatan konstitusional. Kalau urusan RUU, mari kita bedah bersama dengan para pakar yang ahli di bidangnya," tandasnya. (Aiw/Ant/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya