Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BAWANG merah menjadi komoditas utama Kabupaten Brebes. Lahan produktif disana mencapai 30.000 hektare. Sebagai sentra bawang merah yang memasok ke Pulau Jawa, petani pun berupaya mengamankan lahannya dengan penggunaan pestisida.
Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kabupatgen Brebes mencatat, tiap tahun, petani bawang menghabiskan Rp900 Miliar untuk biaya pestisida. Tak heran jika hal ini ikut memancing para sindikat pemalsuan produk pestisida untuk ikut mencari keuntungan dengan cara merugikan para pelaku usaha dan terutama pera petani.
Mengambil sikap tentang maraknya pestisida palsu dan ilegal ini, kementrian pertanian pun sudah membuat peraturan tentang peredaran pestisida yang terdaftar dan mendapatkan ijin edar..
"Bulan Mei 2019 terdapat 4.646 formulasi pestisida yang terdaftar di kementan dan ada 1.700 formulasi yang ditarik karena sudah dicabut ijinnya karena ilegal dan habis masa berlakunya," kata Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Muhrizal Sarwani dalam keterangan tertulisnya.
Ia juga menambahkan, kementan dan Polri juga sudah mempunyai koordinasi dengan membentuk satuan tugas (Satgas) pangan yang mempunyai prioritas pengawasan terhadap sembako, saprodi dan juga pestisida.
Pada Februari lalu, Dinas pertanian Kabupaten Brebes berkolaborasi dengan polri dan kejaksaan setempat berhasil membongkar sindikat peredaran pestisida palsu dan menyeret para pelaku ke depan pengadilan dan akhirnya dijatuhi hukuman 10 bulan penjara.
Baca juga : Lahan Perkebunan Mulai Krisis Air
Peristiwa ini menjadi sebuah prestasi karena baru pertama kali kasus pestisida palsu berhasil mendapat perhatian dan disidangkan.
Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Tri Agung mengatakan, terbongkarnya sindikat itu, berawal dari anjloknya harga bawang merah di wilayah tersebut yang kemudian ditindaklanjuti lewat audiensi Kapolres Brebes AKBP Aris Supriyono dengan para petani sehingga didapat informasi adanya pestisida palsu.
"Setelah melakukan pengintaian selama 3 hari secara intensif akhirnya dapat dibongkar pola distribusi dari gerakan sindikat ini yang akhirnya diketahui bahwa produk-produk palsu tersebut berasal dari Bandung. Akhirnya sebanyak 1.031 produk palsu dapat diamankan dari berbagai merk dan produsen. Sindikat ini diketahui tidak bekerja secara individu dan mempunyai jaringan yang luas," kata Tri Agung.
Upaya pembongkaran sindikat penyalur pestisida palsu itu pun mendapat penghargaan dari Croplife Indonesia pada saat seminar nasional bertajuk Sinergi Lintas Sektoral dalam pengawasan produk palsu dan illegal guna mendukung pertanian berkelanjutan”, Selasa (27/8)
Anggota Komite Croplife Indonesia dari PT. Corteva Indonesia Mayang Sari Marchainy menyebutkan, secara global sindikat pestisida palsu mampu meraup keuntungan 6,5 miliar dolar AS.
Pestisida palsu menurut Mayang bukan hanya dapat membahayakan tanaman, tapi juga manusia yang mengonsumsi tanaman yang menggunakan pestisida tersebut. Padahal, untuk menghasilkan sebuah pestisida asli diperlukan proses panjang berbiaya mahal yang mensyaratkan kesehatan bagi manusia,
“Dampak negatif terutama untuk manusia, makanan dapat terpapar bahan kimia yang illegal yang tidak melalui assessment dan uji yang tidak di ketahui bahan aktifnya/ bahan aktif berbahaya. Namun kerusakanya bisa menyerang petani dan lingkungan, musuh alami banyak terancam dan tidak dapat dimonitor," ujarnya.
Chairman CropLife Indonesia Kukuh Ambar Waluyo menegaskan Sinergi lintas sektoral menjadi salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menjalin koordinasi dan kolaborasi yang disepakati oleh semua stakeholders agar saling terhubung,
"Hal ini penting dalam upaya penanganan kasus pemalsuan dan produk pestisida Ilegal ini," pungkasnya. (RO/OL-7)
kehadiran Batik Salem juga merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya lokal dan mendukung ekonomi kreatif di daerah.
Domba jenis sakub yang merupakan hasil persilangan domba jenis texel sulfok marino dan domba lokal.
Persatuan Sepak Bola (Persab) Brebes, Jawa Tengah (Jateng), bakal berlaga di kompetisi Liga 3 putaran nasional.
SELAMA bulan suci Ramadan, di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ada sebuah ponpes yang menggelar pengajian yang diikuti oleh ribuan orang
Pemudik bisa mampir dan beristirahat jika mengalami kelelahan dalam perjalanan pulang menuju kampung halaman.
Selama arus mudik balik Lebaran Idul Fitri 2025, pusat oleh-oleh telur asin di Brebes, Jawa Tengah, ramai diserbu pembeli.
Bawang mreah batu sangat potensial dikembangkan di Kecamatan Cigedug. Panen raya dukung oleh cuaca dan udara yang ideal untuk berbagai jenis tanaman.
Harga bawang merah saat ini sudah mencapai Rp55 ribu per kilogram. Padahal saat Lebaran lalu harga komoditas ini hanya Rp20 ribu per kilogram.
Kenaikan bawang merah membuat para konsumen yang biasanya membeli 1-2 kg harus menguranginya. Mereka hanya bisa membeli 1/4 kg.
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Satu lagi calon varietas lokal siap meramaikan keragaman jenis bawang merah Indonesia. Calon varietas itu diberi nama Lokana yang dikembangkan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan,
Pemprov DKI mengkhawatirkan potensi kenaikan harga bawang merah jika pasokan terhambat. BUMD seperti PT Food Station TJipinang Jaya juga diminta menyiapkan stok komoditas pangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved