Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Siswa Penemu Obat Kanker Mendapat Penghargaan dari Mendikbud

Suryani Wandari Putri Pertiwi
17/8/2019 12:51
Siswa Penemu Obat Kanker Mendapat Penghargaan dari Mendikbud
Mendikbud Muhajir Effendy (paling kanan) bersama tiga siswa dari SMAN 2 Palangka Raya, Kalteng penemu bahan alami untuk obat kanker.(MI/Barry Fathahilah )

TIGA siswa berprestasi dari SMA 2 Palangka Raya, Yazid Rafli Akbar, Anggina Rafitri, dan Arsya Aurealya Maharani yang berhasil menemukan bahan untuk obat kanker, Sabtu (17/8) pagi mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhajir Effendy dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke 74 RI.

Penghargaan itu diberikan atas prestasi ketiganya yang meraih medali emas ketika berlaga pada World Invention Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, akhir Juli silam.

"Kita beri penghargaan kepada siswa yang berprestasi karena siswa yang memiliki prestasi secara nasional memang sangat bernilai untuk bisa ditindaklanjuti," kata Muhajir usai upacara.

Obat kanker itu diketahui berasal dari tanaman bajakah yang selama ini terdapat di hutan Kalimantan. Obat itu telah lama digunakan keluarga salah satu siswa, Yazid Rafli Akbar untuk nenek yang menderita kanker payudara. Mujahir menambahkan, viralnya obat tradisional ini menjadi pelajaran menarik bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sebenarnya bisa mengglobal.

Namun, viralnya penemuan ini justru membuat para siswa semakin khawatir akan eksploitasi hutan Kalimantan. Pasalnya ada banyak varietas bajakah dan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker hanya salah satu di antaranya.

"Perlu ditegaskan bahwa tak semua bajakah bisa dijadikan obat kanker." ucap Yazid.

baca juga: Presiden Diminta Perintahkan BPN Setop Bahas RUU Pertanahan

Yazid dan kedua rekannya itu pun enggan menyebutkan lebih jauh terkait detail proses penyembuhan dari tanamanan ini. Mereka mengatakan penemuan itu awalnya untuk tugas Karya Ilmiah Remaja dan perlu penelitian lebih lanjut.

"Harapannya kita bisa melakukan penelitian dan riset lebih lanjut. Karena kami ingin bermanfaat buat orang banyak tapi tak merusak hutan pula," tutupnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya